Blog
ini ditujukan hanyalah untuk berbagi..
berbagi hal yang belum sempat terucapkan lewat kata-kata dan tertumpahkan dengan tulisan,,

Memulai jejak dalam sebuah tulisan.
Menorehkan tinta sejarah hingga ia dikenal nyata.

Sejarah kehidupan dalam sebuah bingkai.
Melompati setiap ekstase dengan semangat menyala.

Walau terkadang lampu - lampu jalanan turut menghiasi medan menuju setiap tahap kemenangan, pengharapan dan sebuah pembelajaran tentang Kebijaksanaan.

Semua tertuang untuk sebuah cerita.
Cerita hidup yang aku, kau dan kita adalah pelaku setianya.
Hingga kemudian Cahaya gemilang itu mampu kau renggut, kau peluk dengan tanganmu.

Minggu, 15 Juli 2012

Pemuda dan Kepemimpinan. Change Now or Lose!




Ketika kita membahas mengenai karakter pemuda. Maka yang terlintas adalah segala macam dinamika yang terjadi di dunia kepemudaan, yakni pemuda sebagai pelajar juga mengenai pergerakan pemuda dalam dinamika organisasi. Pemuda memang hal paling pokok dalam pembangunan Bangsa. Setelah terdidik secara formal dan informal dalam masa kanak-kanaknya, ia kini dituntut untuk aktif dalam menyumbangkan ide dan pemikirannya demi membangun bangsa dan negara menjadi lebih baik ke depan. Ya, ini merupakan PR dan tugas pemuda untuk memperbaiki dan membangun segala aspek yang dapat menjadi asas kemakmuran rakyatnya. Walaupun tidak hanya mereka yang dituntut, tetapi peran dan dukungan fisik, moral, spiritual dari orang tua adalah hal penting yang akan menjadi langkah awal dalam menghidupkan obor perjuangan demi estafet kepemimpinan selanjutnya.
Dalam peranannya sebagai kelompok masa yang sangat diharapkan dan  menjadi tumpuan suatu bangsa. Pemuda dinilai sebagai aspek yang harus senantiasa berusaha memperbaiki diri dalam usaha  mengembangkan softskillnya di lingkup masyarakat. Walau tak menutup kemungkinan bahwa saat ini masih ada pemuda-pemuda yang masih bersikap apatis dan kurang peduli terhadap lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Lantas kemudian kita tak dapat hanya menyalahkan salah satu sosok atau pribadi, karena hal ini adalah tanggung jawab kita bersama. Banyak yang justru tak mengerti tentang apa yang terjadi dalam masyarakatnya kini, atau bahkan ada yang tahu lebih banyak, tetapi cenderung untuk memilih bersikap apatis dengan kondisi yang ada.
Kondisi pemuda masa kini pun telah mengalami kemajuannya, walau dirasa mulai banyak pengunduran makna dalm hal pemaknaan kehidupan bermasyarakat. Fashion, life style yang berlebihan kini lebih menjadi tumpuan karakter pemuda saat ini. Walau tak sedikit juga yang memberikan waktunya untuk senantiasa melakukan kebaikan dan pengembangan diri demi perbaikan kondisi bangsa yang sedang carut marut saat ini.
Pemuda masa kini telah banyak beralih fungsi walau banyak tipe. Tapi yang jelas tertangkap, perbedaan tipe dan pemikiran ini membuat karakter pemuda semakin kaya dan dinamis. Karakter yang dihiasi dengan macam-macam  ideologinya. Ada pemuda yang cenderung menagbdikan diri untuk Negara dengan ilmunya, ada yang dengan prinsip dan berbagai macam dinamika pergerakannya. Namun banyak pula saat ini yang menarik dirinya untuk menggiatkan dan membantu perekonomian Negara dengan mendirikan wirausaha-wirausaha yang kemudian dimanfaatkannya untuk kebermanfaatan khalayak banyak.
Saat berbicara pemuda, maka kita tak jauh dari pembicaraan mengenai sosok pengganti dan penerus bangsa kedepan. Sosok yang akan melanjutkan kepemimpinan bangsa dan akan menjadi pemimpin-pemimpin Negara nantinya. Begitu tertarik dengan tema kepemimpinan dan pemimpin ini kemudian mendorong banyak kalangan untuk membahas sisi ini secara maknawi.

Defenisi Pemimpin
Sebelum membahas defenisi dari pemimpin itu sendiri, saya ingin menjabarkan apa sih sebenarnya pengertian dari kepemimpinan itu sendiri? Karena seorang pemimpin juga harus tahu basic atau dasar dari pernyataan “Mengapa kita perlu mempelajarai Kepemimpinan?”.
Pertama, kepemimpinan adalah urusan setiap orang. Pernyataan yang diungkapkan oleh Kouzes dan Posner ini meletakkan kepemimpinan bukanlah sebagai urusan orang-orang yang memiliki posisi tertentu saja, tetapi juga urusan setiap orang – dan tentunya urusan kita semua. Kedua, “Why do we not have better leadership?”, mengapa kita tidak memiliki sikap kepemimpinan yang lebih baik? Tersirat rasa haus akan kepemimpinan yang lebih baik dalam pernyataan yang diungkapkan oleh Gardner diatas. Guratan kata-kata ini sebenarnya yang termunculkan dalam benak seseorang ketika ia ingin menjadi lebih baik, oleh karena itu sangat patut dan penting jika kepemimpinan ini terus dipelajari dan diterapkan maknanya secara mendalam di kehidupan sehari-hari. Seperti pernyataan dari Vince Lombardi bahwa “Semakin keras Anda bekerja, semakin sulit Anda menyerah.”
Kepemimpinan atau sangat dikenal dengan leadership merupakan suatu keahlian yang harus dikuasai oleh para pemimpin dan manajer. Kini, leadership ternyata tidak lagi dipandang sebagai suatu keahlian saja, tetapi juga sebagai suatu karakter atau sifat yang wajib dimiliki oleh para pemimpin sejati.
Kepemimpinan tidak dihubungkan dengan posisi atau jabatan tertentu, tetapi dihubungkan dan melekat pada kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain. “Kepemimpinan adalah suatu proses untuk memepengaruhi sebuah kelompok yang terorganisir untuk mencapai tujuan-tujuan mereka,” demikian Hughes et al memperkuat defenisi kepemimpinan yang dinyatakan oleh Maxwell, bahwa kepemimpinan adalah pengaruh.
Setelah mengerti mengenai defenisi dari kepemimpinan itu sendiri, kini kita bisa melihat dimana sebenarnya posisi dari seorang pemimpin itu sendiri. Pemimpin merupakan instrumen utama yang dimiliki oleh suatu organisasi untuk menyampaikan impiannya, menunjukkan ke arah keberhasilan mereka, dan membantu orang agar bisa bekerja sama secara efektif untuk menciptakan  masa depan yang lebih cerah. Oleh karena itu, bagi seorang pemimpin sejati, membuat bukti adalah persyaratan, bukan sekedar visi atau tujuan.
Beginikah Karakter Pemimpin itu?
Pemimpin mempengaruhi kehidupan seseorang baik di masa ini maupun di masa mendatang. Banyak hal yang harus diperhatikan ketika kita menyebutnya sebagai seorang pemimpin. Diperlukan penilaian khusus dalam menilai kepemimpinan seseorang. Kepemimpinan yang baik akan memberikan nilai plus bagi mereka yang dipimpinnya, seoerti sosok Gandhi, Napoleon, Soekarno dan para pemimpin besar lainnya, yang menjadi batu penjuru terhadap keberhasilan ataupun kegagalan atas keputusan yang diambil dalam suatu organisasi yang dipimpin atau dalam suatu lingkup kepemimpinan.
Atau tidak usah jauh-jauh, cukup melihat sosok seorang yang paling mulia keberadaannya di muka bumi, yaitu Muhammad SAW, maka kita sudah dapat menentukan sikap pemimpin sejati. Ia juga adalah seorang pemuda yang berniaga sejak usahanya masih sangat muda. Perjuangannya sebagai seorang pemimpin ummatnya dan perjuangannya yang luar biasa mengantarkan pengikut-pengikutnya kedalam keadaan yang gelap menjadi terang, disini Ia pandai mempengaruhi masa depan ummatnya menjadi lebih baik dan terarah. Tentunya bisa dikatakan sebagai perjuangan yang luar biasa karena begitu masivenya hal-hal kebaikan yang ia bawa, dibuktikan dengan di sebutkan dalam sebuah buku fenomenal bahwa Muhammad SAW merupakan orang yang memberikan pengaruh (red:pemimpin) nomor Satu di dunia. Bagaimana mungkin seorang yang bukan pengikutnya (bukan muslim) dengan berani menempatkannya diurutan pertama jika ia hanya orang yang biasa-biasa saja, tidak bergerak dan berjuang keras dalam mempertahankan keyakinannya. Tentulah ia seorang pemimpin yang dinamis dan telah banyak menemukan batu sandungan, halang rintang, bahkan hujaman batu dan kerikil tajam tetapi masih bisa terus bangkit dan menjunjung akhlak mulia dalam mencapai VISInya yang langsung disampaikan oleh Tuhannya melalui perantaraan Jibril,  dalam memperbaiki moral bangsa di dunia dengan kepercayaan Maha Tinggi yang dianutnya.
Dengan melihat karakter Muhammad yang tangguh ini, jelaslah bahwa seorang pemimpin bukan hanya yang membawa dan mengikut sertakan orang lain dalam usaha mencapai Visinya, melainkan pemimpin juga diperlukan keyakinan diri, kepercayaan, dan teladan bagi anggotanya dalam memperjuangkan mimpinya demi kebaikan orang lain juga, tidak semata untuk dirinya.
Memang sungguh jauh apa yang dilakukan oleh pemuda-pemuda sekaligus pemimpin-pemimpin kita yang hidup sebelum zaman ini. Saat itu mereka begitu memiliki keteguhan prinsip dan power yang luar biasa, apalagi dalam hal mempengaruhi dan memberikan pengaruhnya kepada orang lain. Tak pelak hal ini menjadi renuangan dan instropeksi bagi diri kita pribadi. Walaupun cahaya keemasan tentang karakter pemuda zaman ini telah menuju titik pendewasaannya.

Peran Strategis Pemuda Kedepan..
Dalam kepemimpinannya, pemuda sering kali dikaitkan dengan ranah pergerakannya. Banyak hal yang membuat pemuda kini menemukan berbagai pilihan ranah dalam mengembangkan diri sekaligus eksistensi diri terhadap peranannya dalam masyarakat. Bukan hanya menjadi pemuda follower, tapi harus menjadi pemuda yang memiliki karakter yang kuat dalam segi kepemiminan dan kepeduliannya terhadap masalah yang terjadi di lingkungan baik dari sisi politik, ekonomi, kesehatan, budaya dan sosial masyarakat.
Disinlah kemudian kita melihat posisi strategis pemuda dalam keikutsertaannya untuk aktif mengambil andil dalam membangun bangsa dan peradaban. Sikap loyal dan integritas tinggi kemudian menjadikan pemuda sosok yang begitu dinantikan untuk menggantikan dan membuat terobosan-terobosan baru demi Negara sukses mulia, Indonesia.
Tak dapat kemudian kita hanya menilai aspek kecakapan dari sisi intelktualnya saja, melainkan juga dan yang terpenting adalah aspek emosional dan spiritualnya. Hubungannya secara vertikal dalam keyakinannya dan horizontal pada masyarakatnya. Banyak sudah berbagai macam literature dan bahasan mengenai peranan utama dari pengembangan softskill ini, tapi masih banyak juga pemuda-pemuda yang tidak menyadarinya, atau bahkan mungkin sadar tapi lebih memilih utnuk berada dalam zona nyaman dan selalu terjebak dalm konsep lama yang terkadang menimbulkan kesan feodal. Konsep tertinggi bagi pemegang kepegawaian kepemerintahan, masih dianggap paling priayi diantara profesi-profesi lain. Pegawai Negeri Sipil atau yang biasa disebut sebagai PNS kemudian menjadi runutan utama dalam mencari kerja.
Meski dalam kenyataannya, kepegawaian seperti ini kemudian tak dapat memberi arti banyak bagi peluang lapangan kerja dibandingkan jika pemuda mulai berniaga dan mengeluarkan ide sebanyak-banyaknya dengan berwirausaha. Lantas kemudian kepegawaian  ini adalah cara dan sebagai alat untuk mengabdikan diri kita kepada Negara, meski banyak cara lain untuk mengabdikan diri. Ya, tidak semua mesti menempuh cara yang sama. Dengan cara yang berbeda-beda ini pulalah pemuda menemukan posisi startegis masing-masing walau nantinya dan intinya hal ini demi kemajuan dan perbaikan bangsa kedepan.
Nasib bangsa ini akan dibawa kemana kitalah yang menentukan. Kita inginkan perubahan berarti atau hanya terjebak dalam zona nyaman dan  hanya akan seperti-seperti ini saja atau  menjadi bangsa yang lebih baik tergantung masyarakat dan keinginannya untuk memperbaiki diri, lingkungan, masyarakat kemudian  negaranya. Seyogyanya harapan akan perubahan dan bintang Asia sebagai zaman keemasan bagi Indonesia, selalu azzamkan dalam hati dan direalisasikan dalam aksi nyata! Sekarang tinggal kita yang memilih. Change Now or Lose!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar