Ketika
kita membahas mengenai karakter pemuda. Maka yang terlintas adalah segala macam
dinamika yang terjadi di dunia kepemudaan, yakni pemuda sebagai pelajar juga
mengenai pergerakan pemuda dalam dinamika organisasi. Pemuda memang hal
paling pokok dalam pembangunan Bangsa. Setelah terdidik secara formal dan
informal dalam masa kanak-kanaknya, ia kini dituntut untuk aktif dalam
menyumbangkan ide dan pemikirannya demi membangun bangsa dan negara menjadi
lebih baik ke depan. Ya, ini merupakan PR dan tugas pemuda untuk memperbaiki
dan membangun segala aspek yang dapat menjadi asas kemakmuran rakyatnya.
Walaupun tidak hanya mereka yang dituntut, tetapi peran dan dukungan fisik,
moral, spiritual dari orang tua adalah hal penting yang akan menjadi langkah
awal dalam
menghidupkan obor perjuangan demi estafet kepemimpinan selanjutnya.
Dalam
peranannya sebagai kelompok masa yang sangat diharapkan dan menjadi
tumpuan suatu bangsa. Pemuda dinilai sebagai aspek yang harus senantiasa
berusaha memperbaiki diri dalam usaha mengembangkan softskillnya
di lingkup masyarakat. Walau tak menutup kemungkinan bahwa saat ini masih ada
pemuda-pemuda yang masih bersikap apatis dan kurang peduli terhadap lingkungan
dan masyarakat sekitarnya. Lantas kemudian kita tak dapat hanya menyalahkan
salah satu sosok atau pribadi, karena hal ini adalah tanggung jawab kita
bersama. Banyak yang justru tak mengerti tentang apa yang terjadi dalam
masyarakatnya kini, atau bahkan ada yang tahu lebih banyak, tetapi
cenderung untuk memilih bersikap apatis dengan kondisi yang ada.
Kondisi
pemuda masa kini pun telah mengalami kemajuannya, walau dirasa mulai banyak
pengunduran makna dalm hal pemaknaan kehidupan bermasyarakat. Fashion,
life style yang berlebihan kini lebih menjadi tumpuan karakter pemuda
saat ini. Walau tak sedikit juga yang memberikan waktunya untuk senantiasa
melakukan kebaikan dan pengembangan diri demi perbaikan kondisi bangsa yang
sedang carut marut saat ini.
Pemuda
masa kini telah banyak beralih fungsi walau banyak tipe. Tapi yang jelas tertangkap,
perbedaan tipe dan pemikiran ini membuat karakter pemuda semakin kaya dan
dinamis. Karakter yang dihiasi dengan macam-macam ideologinya. Ada
pemuda yang cenderung menagbdikan diri untuk Negara dengan ilmunya, ada yang
dengan prinsip dan berbagai macam dinamika pergerakannya. Namun banyak pula
saat ini yang menarik dirinya untuk menggiatkan dan membantu perekonomian
Negara dengan mendirikan wirausaha-wirausaha yang kemudian dimanfaatkannya
untuk kebermanfaatan khalayak banyak.
Saat
berbicara pemuda, maka kita tak jauh dari pembicaraan mengenai sosok pengganti
dan penerus bangsa kedepan. Sosok yang akan melanjutkan kepemimpinan bangsa dan
akan menjadi pemimpin-pemimpin Negara nantinya. Begitu tertarik dengan tema
kepemimpinan dan pemimpin ini kemudian mendorong banyak kalangan untuk
membahas sisi ini secara maknawi.
Defenisi Pemimpin
Sebelum
membahas defenisi dari pemimpin itu sendiri, saya ingin menjabarkan apa sih
sebenarnya pengertian dari kepemimpinan itu sendiri? Karena seorang pemimpin
juga harus tahu basic atau dasar dari pernyataan “Mengapa kita
perlu mempelajarai Kepemimpinan?”.
Pertama,
kepemimpinan adalah urusan setiap orang. Pernyataan yang diungkapkan oleh
Kouzes dan Posner ini meletakkan kepemimpinan bukanlah sebagai urusan orang-orang
yang memiliki posisi tertentu saja, tetapi juga urusan setiap orang – dan
tentunya urusan kita semua. Kedua, “Why do we not have better leadership?”,
mengapa kita tidak memiliki sikap kepemimpinan yang lebih baik? Tersirat rasa
haus akan kepemimpinan yang lebih baik dalam pernyataan yang diungkapkan oleh
Gardner diatas. Guratan kata-kata ini sebenarnya yang termunculkan dalam benak
seseorang ketika ia ingin menjadi lebih baik, oleh karena itu sangat patut dan
penting jika kepemimpinan ini terus dipelajari dan diterapkan maknanya secara
mendalam di kehidupan sehari-hari. Seperti pernyataan dari Vince Lombardi bahwa
“Semakin keras Anda bekerja, semakin sulit Anda menyerah.”
Kepemimpinan
atau sangat dikenal dengan leadership merupakan suatu keahlian
yang harus dikuasai oleh para pemimpin dan manajer. Kini, leadership ternyata
tidak lagi dipandang sebagai suatu keahlian saja, tetapi juga sebagai suatu
karakter atau sifat yang wajib dimiliki oleh para pemimpin sejati.
Kepemimpinan
tidak dihubungkan dengan posisi atau jabatan tertentu, tetapi dihubungkan dan
melekat pada kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain. “Kepemimpinan
adalah suatu proses untuk memepengaruhi sebuah kelompok yang terorganisir untuk
mencapai tujuan-tujuan mereka,” demikian Hughes et al memperkuat defenisi
kepemimpinan yang dinyatakan oleh Maxwell, bahwa kepemimpinan adalah pengaruh.
Setelah
mengerti mengenai defenisi dari kepemimpinan itu sendiri, kini kita bisa
melihat dimana sebenarnya posisi dari seorang pemimpin itu sendiri. Pemimpin
merupakan instrumen utama yang dimiliki oleh suatu organisasi untuk
menyampaikan impiannya, menunjukkan ke arah keberhasilan mereka, dan membantu
orang agar bisa bekerja sama secara efektif untuk menciptakan masa
depan yang lebih cerah. Oleh karena itu, bagi seorang pemimpin sejati, membuat
bukti adalah persyaratan, bukan sekedar visi atau tujuan.
Beginikah Karakter Pemimpin
itu?
Pemimpin
mempengaruhi kehidupan seseorang baik di masa ini maupun di masa mendatang.
Banyak hal yang harus diperhatikan ketika kita menyebutnya sebagai seorang
pemimpin. Diperlukan penilaian khusus dalam menilai kepemimpinan seseorang.
Kepemimpinan yang baik akan memberikan nilai plus bagi mereka yang dipimpinnya,
seoerti sosok Gandhi, Napoleon, Soekarno dan para pemimpin besar lainnya, yang
menjadi batu penjuru terhadap keberhasilan ataupun kegagalan atas keputusan
yang diambil dalam suatu organisasi yang dipimpin atau dalam suatu lingkup
kepemimpinan.
Atau
tidak usah jauh-jauh, cukup melihat sosok seorang yang paling mulia
keberadaannya di muka bumi, yaitu Muhammad SAW, maka kita sudah dapat
menentukan sikap pemimpin sejati. Ia juga adalah seorang pemuda yang berniaga
sejak usahanya masih sangat muda. Perjuangannya sebagai
seorang pemimpin ummatnya dan perjuangannya yang luar biasa mengantarkan
pengikut-pengikutnya kedalam keadaan yang gelap menjadi terang, disini Ia
pandai mempengaruhi masa depan ummatnya menjadi lebih baik dan terarah.
Tentunya bisa dikatakan sebagai perjuangan yang luar biasa karena begitu
masivenya hal-hal kebaikan yang ia bawa, dibuktikan dengan di sebutkan dalam
sebuah buku fenomenal bahwa Muhammad SAW merupakan orang yang memberikan
pengaruh (red:pemimpin) nomor Satu di dunia. Bagaimana mungkin seorang yang bukan
pengikutnya (bukan muslim) dengan berani menempatkannya diurutan pertama jika
ia hanya orang yang biasa-biasa saja, tidak bergerak dan berjuang keras dalam
mempertahankan keyakinannya. Tentulah ia seorang pemimpin yang dinamis dan
telah banyak menemukan batu sandungan, halang rintang, bahkan hujaman batu dan
kerikil tajam tetapi masih bisa terus bangkit dan menjunjung akhlak mulia dalam
mencapai VISInya yang langsung disampaikan oleh Tuhannya melalui perantaraan
Jibril, dalam memperbaiki moral bangsa di dunia dengan kepercayaan
Maha Tinggi yang dianutnya.
Dengan
melihat karakter Muhammad yang tangguh ini, jelaslah bahwa seorang pemimpin
bukan hanya yang membawa dan mengikut sertakan orang lain dalam usaha mencapai
Visinya, melainkan pemimpin juga diperlukan keyakinan diri, kepercayaan, dan
teladan bagi anggotanya dalam memperjuangkan mimpinya demi kebaikan orang lain
juga, tidak semata untuk dirinya.
Memang
sungguh jauh apa yang dilakukan oleh pemuda-pemuda sekaligus pemimpin-pemimpin
kita yang hidup sebelum zaman ini. Saat itu mereka begitu memiliki keteguhan
prinsip dan power yang luar biasa, apalagi dalam hal
mempengaruhi dan memberikan pengaruhnya kepada orang lain. Tak pelak hal ini
menjadi renuangan dan instropeksi bagi diri kita pribadi. Walaupun cahaya
keemasan tentang karakter pemuda zaman ini telah menuju titik pendewasaannya.
Peran Strategis Pemuda Kedepan..
Dalam
kepemimpinannya, pemuda sering kali dikaitkan dengan ranah pergerakannya.
Banyak hal yang membuat pemuda kini menemukan berbagai pilihan ranah dalam
mengembangkan diri sekaligus eksistensi diri terhadap peranannya dalam
masyarakat. Bukan hanya menjadi pemuda follower, tapi harus menjadi pemuda yang
memiliki karakter yang kuat dalam segi kepemiminan dan kepeduliannya terhadap
masalah
yang terjadi di lingkungan baik dari sisi politik, ekonomi, kesehatan, budaya
dan sosial masyarakat.
Disinlah
kemudian kita melihat posisi strategis pemuda dalam keikutsertaannya untuk
aktif mengambil andil dalam membangun bangsa dan peradaban. Sikap loyal dan
integritas tinggi kemudian menjadikan pemuda sosok yang begitu dinantikan untuk
menggantikan dan membuat terobosan-terobosan baru demi Negara sukses mulia,
Indonesia.
Tak
dapat kemudian kita hanya menilai aspek kecakapan dari sisi intelktualnya saja,
melainkan juga dan yang terpenting adalah aspek emosional dan spiritualnya.
Hubungannya secara vertikal dalam keyakinannya dan horizontal pada
masyarakatnya. Banyak sudah berbagai macam literature dan bahasan mengenai
peranan utama dari pengembangan softskill ini, tapi masih
banyak juga pemuda-pemuda yang tidak menyadarinya, atau bahkan mungkin sadar
tapi lebih memilih utnuk berada dalam zona nyaman dan selalu
terjebak dalm konsep lama yang terkadang menimbulkan kesan feodal.
Konsep tertinggi bagi pemegang kepegawaian kepemerintahan, masih dianggap
paling priayi diantara profesi-profesi lain. Pegawai Negeri Sipil atau yang
biasa disebut sebagai PNS kemudian menjadi runutan utama
dalam mencari kerja.
Meski
dalam kenyataannya, kepegawaian seperti ini kemudian tak dapat memberi arti
banyak bagi peluang lapangan kerja dibandingkan jika pemuda mulai berniaga dan
mengeluarkan ide sebanyak-banyaknya dengan berwirausaha. Lantas kemudian
kepegawaian ini adalah cara dan sebagai alat untuk mengabdikan diri
kita kepada Negara, meski banyak cara lain untuk mengabdikan diri. Ya, tidak
semua mesti menempuh cara yang sama. Dengan cara yang berbeda-beda ini pulalah
pemuda menemukan posisi startegis masing-masing walau nantinya dan intinya hal
ini demi kemajuan dan perbaikan bangsa kedepan.
Nasib
bangsa ini akan dibawa kemana kitalah yang menentukan. Kita inginkan
perubahan berarti atau hanya terjebak dalam zona nyaman dan hanya
akan seperti-seperti ini saja atau menjadi bangsa yang lebih baik
tergantung masyarakat dan keinginannya untuk memperbaiki diri, lingkungan,
masyarakat kemudian negaranya. Seyogyanya harapan
akan perubahan dan bintang Asia sebagai zaman keemasan bagi Indonesia, selalu azzamkan
dalam hati dan direalisasikan dalam aksi nyata! Sekarang tinggal kita yang memilih. Change
Now or Lose!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar