Blog
ini ditujukan hanyalah untuk berbagi..
berbagi hal yang belum sempat terucapkan lewat kata-kata dan tertumpahkan dengan tulisan,,

Memulai jejak dalam sebuah tulisan.
Menorehkan tinta sejarah hingga ia dikenal nyata.

Sejarah kehidupan dalam sebuah bingkai.
Melompati setiap ekstase dengan semangat menyala.

Walau terkadang lampu - lampu jalanan turut menghiasi medan menuju setiap tahap kemenangan, pengharapan dan sebuah pembelajaran tentang Kebijaksanaan.

Semua tertuang untuk sebuah cerita.
Cerita hidup yang aku, kau dan kita adalah pelaku setianya.
Hingga kemudian Cahaya gemilang itu mampu kau renggut, kau peluk dengan tanganmu.

Jumat, 06 Juli 2012

Tidak ada yang berubah, Dari dulu hingga sekarang.



Tidak ada yang berubah,
Dari dulu hingga sekarang,
Tidak ada yang tergeser,
Dari dulu hingga sekarang,
Tidak ada yang berpindah,
Dari dulu hingga sekarang,
Tidak ada yang mengganti,
Dari dulu hingga sekarang.
Ya, dari dulu hingga sekarang,
Semua tetap sama,

Mungkin hanya cara pandang kita saja,
Yang telah merubah segala,
Membuat yang sama menjadi tak sama,
Membuat yang setia menjadi lena,

Namun itu hanya cara kita memandang saja.
Karena memang tak ada yang berubah,
Dari dulu hingga sekarang.
Tak ada yang berubah,
Dari dulu hingga sekarang.

Dari dulu hingga sekarang,
Aku masih tetap saja percaya,
masih tetap berdialetika dengan seribu tanya,
meski aku tak pernah tahu kapan kan tiba jawabannya,
namun begitulah jika kepercayaaan dan cinta,
telah ku serahkan pada-Nya,
pada IA Pemilik Segala.

Karena memang tak ada yang berubah,
Dari dulu hingga sekarang.
Dari dulu hingga sekarang.




Begitu merindukanmu sahabat-sahabatku
Entah kapan nuansa itu akan tercipta kembali
Jika nanti kesibukan itu yang kemudian memisahkan kita
Setidaknya aku bahagia telah mengenalmu
Jika nanti kau rasa ada yang bergetar dihatimu dan ingatkan aku
Maka mungkin saat itu aku sedang memanjatkan do'a Robhitoh untukmu
Salam cinta, salam rindu untuk yang dipertemukan di jalan perjuangan ini...

Dari Anas ra. mengatakan bahwa seseorang berada di sisi Rasulullah saw, lalu salah seorang sahabat melewatinya. Orang yang berada di sisi Rasulullah saw tersebut mengatakan, “Aku mencintai dia, ya Rasulullah.” Lalu Rasulullah saw bersabda, “Apakah kamu sudah memberitahukan dia?” Orang itu menjawab, “Belum.” Kemudian Rasulullah saw bersabda, “Beritahukan kepadanya.” Lalu orang tersebut memberitahukannya dan berkata, “Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah.” Kemudian orang yang dicintai itu menjawab, “Semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya.” (HR. Abu Dawud)


6 Juli 2012
10.20 PM


2 komentar:

  1. ya..

    tidak ada yang berubah..
    yang ada hanya setitik ego yang telah mewarnainya segalanya.

    sekarang tinggal kita..
    sejauh mana kita mampu untuk menyimpan titik hitam ini dalam tong sampah selama-lamanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jika hati yang telah lama bernoda itu diibaratkan rumah yang memiliki tong sampah... maka tong sampah akan tetap berada di dalam rumah sampai Sang Pekerja sampah mengambilnya untuk di didaur ulang semestinya..

      Mulianya hati yang Memaafkan dan mengikhlaskan titik hitam yang pernah menyinggahinya untuk senantiasa direfresh dengan kesungguhan keta'atan dan Cinta kepada-Nya..

      Mudah-mudahan ego itu berwarna pelangi.. ego yang tetap mengindahkan, memaafkan, dan melemah lembutkan..

      Semangaat.. Trm ksh kata2nya. Luar Biasa! (9^,^)9

      Hapus