Blog
ini ditujukan hanyalah untuk berbagi..
berbagi hal yang belum sempat terucapkan lewat kata-kata dan tertumpahkan dengan tulisan,,

Memulai jejak dalam sebuah tulisan.
Menorehkan tinta sejarah hingga ia dikenal nyata.

Sejarah kehidupan dalam sebuah bingkai.
Melompati setiap ekstase dengan semangat menyala.

Walau terkadang lampu - lampu jalanan turut menghiasi medan menuju setiap tahap kemenangan, pengharapan dan sebuah pembelajaran tentang Kebijaksanaan.

Semua tertuang untuk sebuah cerita.
Cerita hidup yang aku, kau dan kita adalah pelaku setianya.
Hingga kemudian Cahaya gemilang itu mampu kau renggut, kau peluk dengan tanganmu.

Minggu, 12 Agustus 2012

Catatan Sore: Sebuah Bahasan Dari Pengemis hingga Hafidz

Fiuh... lagi "cuti" terus mampir ke masjid itu sesuatu ya. Cemburu banget liat orang-orang pada sholat :'(..
But, it's Ok. Ini alami Guys, mesti disyukuri, karena menandakan bahwa kamu tuh "subur", Alhamdulillah..

Oke deh, sebenarnya yang lebih utama mau gue (lagi kepengen nge-gue-elo nih.he) ceritain sore ini tentang lingkungan sekitar yang gue singgahin ini. Yaitu di salah satu masjid terbesar di Palembang city (tahu kan..)

Sebenernya gue kesini bukan buat nungguin temen, apalagi sholat (kan lagi cuti), cuma jeda waktu dari selesai hunting buku di gramed sampe buat nungguin acara buka puasa di Rumah Makan Semarang bareng angkatan tuh kelamaan. Gak asyik kalo gue mesti nunggu di Rumah Makan dari ashar, nafsu banget pengen buka.hehe. Nah, mau pulang ya kejauhan, sekalian buka di kosan aja (puasa juga gak nih.ckck), mikir keras deh, tapi kalo yang namanya bulan puasa tu hati rasanya condong ke mesjid terus (terus bulan laen gak gitu?..) .... Ya udah, masjid Agung jadi tempat ngadem yang paling adem buat ngademin hati.hee..

Sempet pas masuk wilayah masjid, bingung sendiri, orang pada sholat..nah, terus, gue, ngapain? Ennn ketemulah tempat yang, yah, agak lumayanlah buat berteduh, deket parkiran di bawah pohon rindang.
Pas udah sekitar dua menitan duduk, datenglah kumpulan ibu - ibu yang style-nya memang sering banget di masjid-masjid besar pas bulan Ramadhan, profesinya mencari uang dengan modal nengadahin tangan atau celengan, cangkir air mineral, dll. Dah tahu kan apa...

Terus duduk - duduk dah tuh di samping gue.
Ya duduknya deket banget sih, mau gak mau, mau gak mau nih ya, gue pasti kedengeran sama apa yang mereka omongin (pasti gak mau dituduh nguping kan, hayo ngaku...hehe)

Dari yang gue amati dan gue analisis secara cermat (cie, pake analisis segala, gaya lu) ternyata mereka tuh aktivitasnya kayak orang-orang kebanyakan lho, bro.. jangan ngira mereka - mereka yang pada "ngumpulin" uang dijalanan gak bisa apa-apa, alias makan dari yang kita kasih doank. Ibu-ibu ini juga masak, ngurus rumah, belanja, nyiapin buat lebaran, bahkan ada yang pengajian juga di lingkungan komplek rumahnya (cuma ya sering bolosnya, katanya sih gak tahan dzikirnya kelamaan..waduh.ckck.hehe)

Tertarik dengan ibu - ibu ini, saya pun ngebet banget pengen kenalan.hehe, dari obrolan tentang ta'jil sampe ke anaknya ada berapa. Tapi yah, secara orang asing jadi agak rada tertutup gitu de. Cuma yang gue tangkep, ibu-ibu, anak-anak, bapak-bapak, bujang-bujang, gadis-gadis ini profesinya sama! (ya iya lah..) bukan, maksudnya, dari daerah yang sama, ada dari kertapati, juga ada yang dari jaka baring, bahkan ada yang sekeluarga ke masjid ini untuk menjalankan profesinya sehari-hari.

Nah yang menariknya nih, ibu-ibu ini kalo mandi alias bersih pasti keren deh, rambutnya ada yang direbonding bahkan juga ada yang make-up an.hehe.
Terus yang buat gue terpana, sambil bergurau salah satu ibu-ibu ini terus berdiri dan berjalan seperti orang yang cacat kaki, Ya Allah mirip bener, gue kira beneran, ternyata cuma acting yang membuat ibu-ibu yang lain ketawa-ketawa aja. Pikiran abu nawas gue, pengen belajar ng-acting jugaa..asyik kali ya,hee

Disana ibu-ibu itu ngobrol-ngobrol lagi, terus ibu yang tadi balik lagi sambil bawa tasnya yang udah kumuh alias kusam. En guys, yang buat gue terpana kembali, dibuka lah tasnya, dikeluarin dompetnya. Ternyata isinya lembaran-lembaran biru, hijau, dan banyak lembaran lainnya, terus gue ngelirik dompet gue, hiks, cuma lembaran ongkos doank.he

Namun yang jadi perhatian, bukan tentang gue yang pengen dompet gue penuh juga, bukan.. namun yuk sama-sama kita lihat substansi ceritanya, kalem..

Coba deh kita lihat, perhatikan, disekitarmu disekelilingmu, tentang satu budaya yang sulit banget hilang dan sulit banget lepas. Yaitu meminta-minta. Ya guys, mengemis. Ini bahkan bagi sebagian orang udah jadi profesi mereka. Oke gue ngerti dan paham, bagi temen-temen yang pendidikannya tinggi dan dari keluarga menengah ke atas atau yang punya latar belakang keluarga dengan didikan akhlak dan agama yang baik, pasti malu banget atau gak deh buat ngelakuin hal kayak gini alias ngemis-ngemis dijalanan. 

Namun, apa yang terjadi jika orang-orang tadi dikumpulkan dalam suatu komunitas dan mempunyai tujuan yang sama, orientasi yang sama yaitu uang. Maka mengemis bukanlah lagi dijadikan sebagai keterpaksaan saat sulit, namun sudah dijadikan profesi tetap bahkan pesta dermawan akhir tahun. Oke jika ada satu dua orang yang mengemis karena memang sudah sangat terpaksa. Namun ini sudah dilakukan oleh sebuah kampung atau kumpulan yang saling menguatkan dan memotivasi untuk mengemis, sehingga tak ada lagi rasa malu untuk menjadikan diri peminta-minta. Orang tuanya, lingkungannya, sudah mengajarkannnya dari kecil untuk bermental pengemis. Jadi wajar saja jika ia tak tahu, tak paham, bahkan telah keras hati untuk sekedar dinasehati dan diberikan siraman ruhani.

Gue gak nyuruh lu buat gak sedekah, nggak,,bukan,, beda lho, antara yang memberi dan diberi.. simak surah Al-baqarah ayat 177 berikut:
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”

Ibnu Utsaimin mengatakan, Ayat ini menunjukkan bahwa memberi uang kepada pengemis adalah amal kebajikan meski sebenaranya pengemis tersebut tidak layak mendapatkan bantuan dikarenakan dia adalah orang kaya.

Nah, gimana buat pengemis itu sendiri..kan ada dalil yang jelas tuh tentang gak bolehnya meminta-minta.. 


Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, 
"Barang siapa meminta minta harta kepada orang lain dalam rangka memperkaya diri sendiri maka sebenarnya dia meminta untuk diberi bara api neraka maka hendanya dia memperbanyak bara api yang dia kumpulkan atau mempersedikit" (HR Muslim).
Dari Abdullah bin Umar, Nabi bersabda, 
"Tidaklah henti-henti seorang itu meminta minta harta orang lain akibatnya dia akan datang pada hari kiamat nanti sedangkan di wajahnya sama sekali tidak terdapat sekerat daging pun." (HR. Bukhari dan Muslim)
(Tafsir al Qur'an al Karim Surat al Baqarah jilid:2 Hal. 289-290, terbitan Dar Ibnul Jauzi cet. pertama 1423 H). _
(kucintaquran.blogspot.com)_


Tuh, gimana..serem kan.. Saudara-saudara kita banyak yang gak tahu sama hadist-hadist ini nih...
Gini aja deh, alangkah bagusnya jika kita ingin menasehati, dengan cara yang baik dan sopan, memberi sedekah terus menebar kebaikan lewat nasihat. Kan dapet dua amal tu.. :)

Lantas apa yang terjadi dengan bangsa kita saat ini? Kita sudah mulai kehilangan karakter itu kawan, kita telah kehilangan karakter Bangsa penakhluk yang kuat dan gagah berani seperti zaman kerajaan Sriwijaya. Bangsa yang biarpun banyak rakyatnya yang miskin, namun ia kaya secara akhlak dan moral. Ia kaya prestasi. Ia pun kaya harga diri.

Gue pernah ke gramed terus liat buku atau novel yang nyeritain tentang zaman kerajaan Sriwijaya. MasyaAllah guys, elo yang pecinta sejarah, atau memang mau kenal sama suku loe, nenek moyang loe, baca tuh buku sampe habis, terus loe bisa tahu lemahnya mental-mental kita yang sekarang, hilangnya kata Darussalam dari hati kita, jiwa kita, dari perilaku kita. Sekedar saran nih ya, kalo mau Palembang kembali jadi kota Darussalam, pilihlah pimpinanmu yang tahu persis sejarah di kotanya, atau tentang sejarah bangkitnya ke-Islaman di daerahnya. Insyaallah, bakal maju dah tuh kota.. Apalagi yang mencintai Al qur'an, terus orientasinya Allah sama akherat. Yakin dah, gol tuh jadi kota peradaban, percontohan..

Nah, kembali ke kasus tadi ya, gue jadi pengen ngulangin kultweet gue tentang filosofi jagung, tanah, air dan pupuk kandang kemaren. Filosofi ini gue dapet dari Babeh Jamil Azzaini yang diundang pas acaranya Chating dengan YM alias acara yang bareng ust. Yusuf Mansur. 

Nah, ceritanya tuh tentang Babe Jamil yang gak tegaan orangnya. Suatu hari ikut Bapaknye ke kebun buat nanem jagung. Pas mau nanem, eh Babe Jamil teriak-teriak,
"Jangan Bapak..Jangan ditimbun jagungnya pake tanah. Kasian Bapak, kasian jagungnya ditimpa tanah!"
terus, ape nih kata Bapaknye,
"mil, denger mil, jagung ini memang kudu ditimpa tanah mil! Biar mil! Biar jagung ni ditimpa tanah. Tanah ini yang akan buat ni jagung tumbuh mil. Sama kayak Jamil! Biar Jamil hidup di dalam hutan, ditimpa kemalangan, kemiskinan, tapi ini lah yang akan membuat Jamil tumbuh. Hebat Jamil jika dapat melewati tanah yang keras dan kasar ini!"
Babe tertegun, nyadar kalo Bapaknya bener..
"Nah, terus ini mil, ni jagung, mesti mil sirem biar gak layu, biar cepet tumbuhnya. Nah sama lagi nih kayak Jamil, tapi kalo jagung disirem pake air, nah kalo Jamil pake Ilmu.."
" Mil, denger ye kate Bapak. Biar kita miskin harta, tapi jangan pernah miskin prestasi!"
Babeh Jamil ngangguk-ngangguk.
"Selain air mil, Jagung juga butuh nutrisi biar sehat, kuat, dan ngasilin buah unggul yang enak dan super. Berhubung Bapakmu ini orang gak punya, maka Bapak pake pupuk kandang.."
"tapi mil, Jamil kudu sabar. pupuk kandang tuh bau, kotor, hina! dan Jamil gak bakalan betah lama-lama sama ni pupuk. Sama kayak hidupmu mil! hinaan, kesakitan, cacian, makian yang kau dapatkan saat ini adalah pupuk kandangmu! pupuk kandangmu yang akan membuatmu menjadi orang besar dan hebat jika kau dapat menerimanya dengan sabar, ikhlas, namun tetap tak pernah gentar untuk terus tumbuh."
Babeh mungkin dah ngeluarin air mata saking terharunya, gue apalagi..

(ngomong-ngomong, perasaan Babeh Jamil dari Lampung deh, kenapa jadi ngobrol Betawi gini yak. Nah kebawa ust. Yusuf Mansur nih. kacau, kacau.. he.. Biarin deh, yang penting dapet hikmahnye ye..Cakep dah:) )

Begitu lah kawan. Sesungguhnya karakter-karakter seperti ini lah yang kita rindukan. Karakter yang punya harga diri saat membela harkat martabat dan agamanya. Lihatlah Babeh Jamil sekarang, dah jadi orang besar, tariner Hebat! Yang udah memotivasi berjuta orang dengan keluarga yang harmonis dan anak-anak yang juga berbakat..

Sekarang kita yang tahu, kita yang paham . Memang sudah jadi tugas kita semestinya menyampaikan setiap kebaikan dan merubah pola pikir rakyat kita saat ini, jangan bilang mental tempe ya, kenapa mesti tempe yang jadi kambing hitam, tempe kan enak, bagus, kaya manfaat lagi, gak setuju gue, yang bermental tetel aja. Enak di awal, gak enak diujung, karena bawa banyak penyakit (kolestrol)..hehe.

Setuju banget nih sama programnya semacam Indonesia mengajar, atau program-programnya Dompet Dhuafa, atau Yatim Kreatif, ESQ, and masih banyak lagi deh yang lain.. makanya, gue seneng banget sama yang punya semangat lebih, terus mau disalurin ke orang-orang di sekitarnya. Yang bisa memotivasi walau harus dimotivasi, yang memberikan berjuta manfaat bagi orang banyak.. makanya gue suka sama yang namanya motivator alias trainer alias penyemangat alias,,, yaa ketauaan.hehe (out of the record, apaaan rahasia, sedunia bakalan tahu  you know..) maksudnya, gue juga suka buat jadi motivator, paling gak buat anak-anak gue nanti. Cita-cita besar, melahirkan dan mendidik hafidz dan hafidzah. Aamiin Ya Robbul Izzati.. 

Juga kita mesti sadar, terutama yang sudah paham. Dirimu yang kelak akan menjadi orang tua harus mempunyai visi dan missi yang jelas untuk titipan-titipan Allah yang akan kau didik nanti. 
Maka dari itu, saya (ganti saya ya, biar lebih serius), harus punya visi dan konsep yang jelas
~Pertama, Menjadikan putra dan putri seluruhnya hafal Al Qur'an
~Kedua, pembiasaan dan manajemen waktu. 
Setelah shalat Subuh dan mahgrib adalah waktu khusus untuk Al qur'an yang todak boleh dilanggar. Konsisten membacakan Al Qur'an didekat mereka, mengajarkannya dan kalau bisa mendirikan tempat belajar Qur'an dirumah.
~Ketiga, mengomunikasikan tujuan dan memberikan hadiah
Awalnya mungkin terpaksa, namun akan menjadi kebutuhan jika sudah memahami pentingnya dan banyaknya fadhilah bagi penghafal qur'an. Saat anak mampu menghafal dengan baik, maka berikan reward atas pencapaian sebagai wujud perhatian dan kasih sayang.

Tak apa jika kau memandang jika rencana-rencana ini terlalu muluk. Namun semoga dapat menjadi inspirasi  bagimu dan melahirkan ide-ide yang luar biasa dalam meraih keridhoan Allah SWT..

Baiklah sudah malam, saya mohon pamit. Semoga Allah senantiasa meRahmati hamba-Nya yang mengharapkan keridhoan-Nya. Saya sangat yakin, suatu saat nanti bangsa ini akan menjadi bangsa yang besar. Bangsa bermental baja yang tak gentar membela agama. Aamiin..


Subhanakallahumma wabihamdika asyhaduanla illaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaik..




Yaumul Ahad, 24 Ramadhan 1433H
10.32 WIB