Blog
ini ditujukan hanyalah untuk berbagi..
berbagi hal yang belum sempat terucapkan lewat kata-kata dan tertumpahkan dengan tulisan,,

Memulai jejak dalam sebuah tulisan.
Menorehkan tinta sejarah hingga ia dikenal nyata.

Sejarah kehidupan dalam sebuah bingkai.
Melompati setiap ekstase dengan semangat menyala.

Walau terkadang lampu - lampu jalanan turut menghiasi medan menuju setiap tahap kemenangan, pengharapan dan sebuah pembelajaran tentang Kebijaksanaan.

Semua tertuang untuk sebuah cerita.
Cerita hidup yang aku, kau dan kita adalah pelaku setianya.
Hingga kemudian Cahaya gemilang itu mampu kau renggut, kau peluk dengan tanganmu.

Selasa, 28 Februari 2012

Akhawaaat....Hayo, jangan Ge-Er ya!!


Assalamu’alaikum. Bila dakwah makin merebak dan komitmen utuh , insya Allah tak ada masalah yang tak selesai. Jangan lupa hari ini rapat pukul 14.00wib teng. Selamat Pagi. Bersemangatlah! :) “ Lagi-lagi aku senyum-senyum sendiri menerima sms-sms indah ini setiap hari.
Fadlan, yah dia, ketua organisasi di tempat yang sedang kuikuti saat ini. Rasanya senang sekali bisa mendapatkan sms-sms perhatian darinya. Dia selalu mengingatkanku untuk tetap tegar di jalan dakwah dengan sms-smsnya. Terasa ada perhatian khusus darinya untukku.
wa’alaikumussalam. Insyaallah akhi :)” kubalas smsnya dengan senyum merekah. Kembali teringat aku dengan perawakannya yang cool, bijak dan sangat bersahaja. Ia selalu mengingatkanku untuk selalu mendahulukan tujuan dakwah dimana-mana. Rasanya senang sekali.
Aku yang nyengir-nyengir sendiri , ditanyain Ida teman seorganisasiku yang heran melihat tingkahku
“ada apa ukhti senyam-senyum sendiri gitu. Cerita donk kenapa?” Tanya Ida sambil menyikut lenganku.
“mau tahuuu ajah..” kataku kepada Ida kemudian meninggalkannya begitu saja.

Aku pun kemudian bertanya-tanya tentang perasaan Fadlan selama ini kepadaku. Apakah dia juga merasakan hal yang sama seperti yang aku rasa? Tentu saja pikirku. Sms-sms dan perhatian-perhatian yang ia kirim menjelaskan bahwa ia juga menaruh rasa. Ah, ingin aku tanyakan langsung saja padanya demi kejelasan perasaan ini.
Assalamu’alaikum akhi, syukron atas tausyiah-tausyiah dan sms-sms semangatnya selama ini. Sangat memberikan semangat tersendiri bagi ana :)” aku pun berharap mendapatkan balasan sms kepastian darinya. Satu menit, 30 menit, satu jam, dua jam, lima jam, tidak juga kudapatkan sms balasan darinya. Hatiku pun galau tidak karuan. Aku pun marah padanya. Tega-teganya ia menggantungkan perasaanku seperti itu!
Esoknya aku bertemu dengan Ida, dia heran melihatku yang kemarin baru saja senyam-senyum gak jelas, hari ini sudah manyun gak karuan.
“eh kenapa lagi nih? Kemaren ceria banget..sekarang manyun gitu..kenapa ukh?” Ida mendekatiku yang berubah drastis emosinya.  
“aku tuh sebel banget tau gak ukh…” jawabku mewek
“sebel? Sebel sama siapa?”
“itu, sama si ketua. Fadlan!”
“lha, emang ada apa dengan Fadlan ukh?”
Aku yang mulai sesenggukan mencoba menceritakan masalah yang aku alami pada Ida.
“gini lho ukh, kemarin aku minta penjelasan Fadlan terkait perasaannya sama aku. Tapi gak dia bales-bales. Jahat banget sih ngegantungin perasaan aku kayak gitu!”
“lha, emang gimana ukh ceritanya bisa tahu Fadlan punya perasaan juga ke anti?”
“iya, nih, sms-sms perhatiaan dan semangatnya ke aku. Dia sering banget ngingetin ini, itu..sms menyemangati,. Aku juga mikir Fadlan punya rasa yang sama ke aku!”
“ooh, gitu..maksudmu sms-sms yang kayak gini bukan?” Ida ngeliatin isi sms-sms dari Fadlan di handphonenya padaku
Lho, kok sama dengan sms-sms yang Ida terima? Tanyaku dalam hati. Berarti Fadlan jahat! Tega banget mempermainkan dua orang akhwat. Tapi Ida bukannya marah-marah kayak aku malah cengar-cengir.
“ternyata kamu juga da! Tapi kok kamu gak marah, malah cengar-cengir aja! hiks” aku melihat Ida yang wajahnya memerah karena menahan tawa.
“haha…Citra.. coba deh kamu baca baik-baik. Kayak gak tau Fadlan aja. Sms-sms itu tuh buat semua anggota. Baik ikhwan maupun akhwat. Kalo dia mau ngirim sms khusus ke salah satu orang aja pasti ada sebutan akhi atau ukhtinya.”
Aku pun mencoba mengecek kembali sms-sms yang ada tulisan ukhtinya, ternyata memang hanya tentang sms-sms rapat saja.
“Cit, masa kamu gak tahu. Aku memang sudah tahu dari awal kalo Fadlan emang suka menyemangati setiap anggotanya..tidak terkhusus atau terkecuali” Ida memberikan pengertiannya padaku.
Mukaku merah padam, malu sekali aku rasanya. Perasaanku benar-benar tak karuan. Sms terakhir kukirimkan pada Fadlan. “Antum JAHAAT!!”
*sedangkan orang yang menerima sms diujung sana hanya dapat geleng-geleng tak mengerti dan mengelus dada.
 

Sahabatku, tidak bermaksud apa-apa saya membuat cerita ini (asli!! Hanya fiktif belaka!he).. namun tentunya kita dapat mengambil ibroh. Mungkin saja diluar dunia maya ini ada yang bernasib sama dengan cerita ini. Mengira macem-macem ternyata tidak seperti yang kita pikirkan, bahkan berbanding terbalik. Ingat saja kuncinya, jangan mudah Ge-Er. Terutama kaum wanita yang inginnya selalu diperhatikan. Memang wajar kalau perasaan-perasaan seperti itu muncul, hanya bagaimana kemudian kita membawa dan mengondisikannya. Pandai-pandailah menjaga hati dan diri.
Kalaupun ada sms-sms yang seperti itu. Cukup baca, lihat makna yang terkandung jika berupa hadist, ayat atau tausyiah2.. tersenyumlah, kemudian lupakan. Biar gak jadi sakit hati dan jatuh bertubi-tubi akhirnya mundur diri. Mundur tanpa berita dari perjalanan dakwah ini disebabkan sakit hati pada satu orang saja. Na’udzubillah..
Ini juga sebagai pengingat untuk saya pribadi, yang imannya sangat fluktuatif. Maka manfaatkan waktu jayanya. Jangan terlena pada waktu surutnya.
Sekali lagi. Karena cinta bukan hanya untuk dunia tapi juga untuk akhirat. Maka, semangat bermanfaat. Barakah menuju Jannah!^^b

Minggu, 26 Februari 2012

The Real Leader..


       Satu periode kemarin banyak sekali pembelajaran tentang memanjemen diri dalam organisasi dan kepemimpinan. Dari sekian banyak kesalahan, kealfaan, dan kekhilafan, saya sedikit banyak menemukan hikmah dibalik ini semua. Dan saya tidak berharap hal-hal seperti ini terulang untuk yang kedua kalinya bagi adik-adik generasi selanjutnya dibawah saya.

Tulisan ini saya Dedikasikan untuk mereka. Dari pembelajaran ataupun yang saya rangkum dari para motivator yang bekerja dengan hikmah dan pengalaman:)..

Kita sering sekali menganggap bahwa status seorang pemimpin adalah orang yang sekedar menjalankan APA YANG SUDAH TERPROGRAMKAN. Boleh jadi kita memfokuskan pada apa yang menjadi tugas dan komitmen pada program-program kerja yang telah terkomitmenkan bersama.

Namun sejatinya, pemimpin yang baik bukan sekedar menjalankan apa yang telah ada, atau melaksanakan business as ussual saja. Perlu inovasi dan perubahan.
Pemimpin adalah dirigen pengubah keadaan, bukan sekedar pemain alat musik untuk dirinya.
Ia adalah masinis yang mempercepat pergerakan bukan sekedar penumpang yang mengikuti arah saja.

Pemimpin adalah pelatih yang terus memantau dan memotivasi perkembangan yang dipimpinnya, bukan seorang boss yang hanya bisa memerintah.
Memimpin komunitas yang heterogen adalah tantangan kepemimpinan bagi setiap individu, tidak semua orang bisa merasakannya. Sebagai seorang pengubah perubahan, pemimpin harus senantiasa mencari dan menggali ilmu baru, karena chargernya pemimpin itu adalah buku!

Belajarlah untuk menuangkan idealisme kepada teman-teman yang berbeda idealisme. Jadilah pemimpin yang baik untuk semua. Belajaralah untuk mencintai mereka yang berbeda pandangan atau bahkan membenci dirimu, pemimpin yang baik itu untuk semua.

Belajalah berkomunikasi dan mempengaruhi semua orang yang kamu temui, jangan terjebak pada zona nyaman pemimpin komunitas homogen.
Belajarlah untuk memimpin dengan kekeluargaan, bukan dengan sikap atasan dan bawahan. Sentuh hati rakyatmu dengan senyuman terbaikmu.

Saya sepakat kalau adil itu memang sulit, tetapi setidaknya kita memutuskan sesuatu dengan hati yang bersih tanpa dengki. Belajarlah jadi pemimpin yang lebih banyak memberi, jangan berpikir apa yang akan kamu dapatkan. Tapi pikirkan apa manfaat dirimu bagi mereka.

Belajarlah untuk terus mengevaluasi sikap kepemimpinan diri, jangan pernah salahkan tim yang kita pimpin, evaluasi cara kamu memimpin.
Dan yang terakhir, belajarlah untuk punya konsep memberi manfaat bukan memanfaatkan dari amanah yang engkau miliki.

Berkontribusi "untuk" Negeri, bukan hanya "di" Negeri.
Investasi untuk Indonesia, bukan hanya di Indonesia!

Bermanfaatlah!
Berkontribusilah! (^__^)b

Sabtu, 25 Februari 2012

Ini ceritaku, Bagaimana denganmu?

Sudah tiga hari ini aku tidak menemui mereka.

Rasanya rindu sekali.. ada perasaan bersalah jika tidak menyempatkan waktu buat mereka..
Selain karena memang jadwal sabtu malam dan minggu yang libur, akhir-akhir ini aku terlalu fokus dengan pembuatan Laporan Pertanggungjawaban kepengurusan BEM kemarin. Jadilah mereka beberapa hari ini terbengkalai dan tak sempat diajarkan.

Merekalah yan membuatku tertawa atas tingkah-tingkah nakalnya, kalo dah kelewatan nakal, sebeel deh rasanya. Walaupun sebel, namanya anak-anak tuh tetep aja lucu dan menyenangkan. hehe
Kalo gak sabar, akan menjadi sulit mengajarnya.. :)

Saya kadang merasa banyak kekurangan saat memberikan pengajaran kepada adik-adik lucu saya ini.

Pada saat mengaji mereka pun fokus untuk mengaji, pulangnya pengen cepet-cepet lagi... ada yang pengen jajan, pengen nonton chibi-chibi, bahkan kalo ngajinya di tempat kami, tak kunci dari dalem... bandel sih,,pada ngenet semua di warnet..he..

Tapi kalo dah didengerin cerita, atau dikasih kuis berhadiah pada semangat tuh...pada rebutan pengen nempel..he

Adik-adik kami disini tuh macem-macem juga jenisnya. Ada yang gampang nangis, ada yang bandelnya minta ampyuun, ada yang bisa jadi asisten ngaji, ada yang sukanya nyanyi, ada yang pengennya ngambaar aja, ada yang suka nanya "mbak, hari ini nulis gak?" setiap hari walaupun emang habis ngaji mesti nulis, ada yang ini dan itu... ah, lucu-lucu.

Dari mereka pun saya belajar tentang hubungan karakter anak dengan cara didik orang tua mereka, aish, yang lagi skripsi.he

Kemaren pagi sebelum berangkat kuliah. Saya ketemu sama salah satu adik, namanya Adjie. Si Adjie nih punya semangat ambisi belajar tinggi, kalo bacaannya belum bagus dan disuruh ngulang, sedangkan keringatnya dah segede jagung, ngomel-ngomel abis itu mewekan. Tapi kita dah punya cara buat ngilangin meweknya. Ajak aja tebak-tebakan rame-rame..terus kasih hadiah.he

Pas keluar dari kostan, lihat si Adjie lagi nelungkupin mukanya sambil duduk. Terus disebelahnya anak-anak SMA yang lagi ngomong sesuatu ke Adjie, kayaknya sih yang bikin Adjie nangis. s'udzan..-__-..

Lihat saya yang merhatiin mereka, si anak SMA ngabur aja.. saya heran, ada apa dengan Adjie??, terus? ya dihampirin.. Sambil agak bungkukin badan, saya pegang pundaknya "djie,, kenapa?" Adjie yang kaget nengadahin mukanya "itu nah mbak...dio tuh ninju-ninju tangan aku..saket mbak.." aku, bengong..he, maksudnya mikir.. dengan tampang yang seperti biasa..disini senang disana senang alias nyengir terus..bawaan lahir-__-'he

"djie, mbak yakin Adjie tu orangnya kuat. Kalau ada yang jahat, bandel atau mukulin kita, Adjie boleh ngebela diri. Dia mukul, pukulin juga.. Tapi, kalo gak ada yang mukul, gak boleh jadi mukul orang duluan ya. Dan sikap sabar adalah yang paling baik. Sabar ya.." Adjienya yang mewek mulai biasa aja. Saya, pergi dengan seutas senyum terbaik dan termanis untuk menyemangatinya..cieh

Terkadang juga saya mikir, kalo sesuatu itu lebih bakal masuk dan lebih dirasain kalo ketemu konkretnya. Kita boleh ngasih secara teori saja terus, hanya sampai saat ini, keteladanan adalah yang paling baik..

So, kesimpulannya, jadi guru(guru ngaji) itu menyenangkan ya! :D


Catatan Terakhir..



Assalamu’alaikum wr.wb.

         Segala Puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga kita masih dapat berdiri tegak disini. Memegang panji-panji perjuangan yang dilandaskan karena-Nya. Karena sifat pemurah-Nya, kita pun masih menemukan adanya nikmat dan keteguhan hati dalam mempertahankan sebentuk semangat idealisme sebagai mahasiswa dalam diri ditengah-tengah carut marut wajah Indonesia yang selalu terombang-ambing dalam ketidakpercayaan dan kepalsuan yang menjadi-jadi.
         Kemudian selalu teriring salam yang paling tinggi yang malaikat dan alam pun bershalawat atasnya, Nabi Muhammad SAW. Ia lah yang telah membawa kegelapan dan kepayahan akhlak menjadi sebentuk dunia yang terang dan kemurnian serta sebaik-baik akhlak manusia di muka bumi. Ia lah yang mengajarkan arti sebuah komitmen dan keistiqamahan dalam berjuang walau harus diasingkan, dilempari kotoran dan dicap sebagai seorang gila karena keteguhan prinsip Tuhan yang Ia pegang.
         Rekan-rekan sekalian yang saya hormati, perjalanan ini sesungguhnya tidaklah dapat dikatakan panjang ataupun sangat singkat. Dalam keterbatasan waktu yang diberikan, teman-teman pun telah berusaha seoptimal mungkin yang dapat dilakukan dalam mempertahankan fungsi dan menggunakan kekuatan sebagai mahasiswa dalam menjalankan peranannya.
         Memulai perjalanan dalam waktu yang kurang dari satu tahun ini merupakan hal yang bukan main-main. Jika harus berbicara mengenai amanah maka kita akan ditemukan pada titik dimana gunung dan langit pun tak sanggup memanggulnya. Tetapi Allah kemudian mengaruniakan tentang hal yang disebut keberanian dan komitmen untuk sebuah ladang amal yang tek ternilai harganya.
         Pemantapan eksistensi organisasi mahasiswa kemudian kita rasakan pada pergolakan dan kepayahan menyeluruh yang terjadi dalam Program pengenalan kampus. Dimana segala tumpahan upaya, materi, dan ruhiyah menjadi harga untuk menyambut senyum-senyum semangat dari generasi-generasi baru yang akan melanjutkan estafet perjuangan ini. Dalam banyak kekurangan, kami pun mencoba menghadirkan sesuatu yang tidak hanya dapat dirasakan kalangan internal sendiri, tetapi juga dapat dirasakan dan bermanfaat bagi masyarakat luas, Baksos serta rangkaian agenda lain yang mengharuskan kami terjun langsung ke lapangan serta mengeluarkan skill yang memang harusnya didapatkan pada ranah akademik. Perlakuan caring sebagai tindakan nyata adalah bentuk konkret akan sebuah solusi carut marut masyarakat kita masa ini.
         Kemudian melihat pada sisi pemasivan isu-isu local, nasional, dan internasional pun harus dirasakan oleh segenap civitas akademika PSIK Unsri, sehingga juga dapat menyentuh segala aspek keperawatan yang ada saat ini. Segala bentuk seminar, diskusi, dan beberapa rangkaian aksi dilakukan dalam rangka pencerdasan dan pemahaman akan kecintaan yang lebih dalam pada profesi sendiri. Seperti pada rangkaian International Nurses Day, hari penghargaan akan seragam biru – putih yang mewarnai pelosok negeri.
         Dalam pergolakannnya secara nasional, maka kekuatan dan ketahanan hati pun terlihat dan menjadi nilai tersendiri bagi sosok-sosok hebat yang masih dapat bertahan dalam garis edar organisasinya. Tak surut pada caci maki, tak mundur pada segala bentuk hina diri.justru ia kemudian semakin menguatkan langkah untuk menunjukkan bahwa PSIK Unsri adalah institusi yang tak hanya mampu bicara, namun mampu memberikan sentuhan aksi nyata lewat keramahan dan kerja kerasnya.
         Bicara tentang status mahasiswa yang masih melekat pada diri, bahwa kemudian banyak yang dininabobokkan dengan mati surinya pergerakan pasca '98. Atas nama reformasi seolah-olah kita terjebak pada pemikiran pragmatis dan ikut arus. Bahkan bisa jadi sebutan sebagai 'anjing penjaga' kekuasaan dinisbahkan bagi kelesuan (ke-BT-an) pergerakan zaman ini.
Keidealismean mahasiswa pun semakin dipertanyakan. Mungkinkah masih ada proses tawar-menawar pada penguasa, kemudian menjual idealisme atas nama mahasiswa? Sungguh ironis, memang. Kalau bisa untuk bercermin diri, maka lihatlah kepada homogenitas gerakan kita saat ini. Gerakan homogen yang melambung ke udara, tetapi kemudian terhempas jauh karena kesepian gerakan. Akhirnya, lahirnya pola - pola pemikiran idealisme yang terpasung pada gerakan pragmatis, cenderung ikut arus, karena sepi gerakan.
Krisis kesadaran mahasiswa dalam hal ini pun semakin menjadi. Kelelahan idealisme menjadi faktor penting dalam terkuncinya pemaknaan pergerakan yang sebenarnya. Bukan untuk berjuang menegakkan kebenaran, melainkan pragmatisme yang membludak dengan sifat pamrih mendalam.
         Tinggal satu atau dua orang yang kemudian hadir ditengah-tengah lapangan juang. Menisbahkan diri dan mengatasnamakan idealismenya dengan tindakan heroik menjadi-jadi, walaupun dalam genre duniawi. Sebuah gerakan nyata atas kekecewaan pada penguasa zaman ini.
         Begitu banyak kekurangan. Begitu banyak lubang-lubang yang harus ditambal. Tapi ini bukan berarti menjadi alasan dalam menyurutkan niat untuk tetap berbuat kebaikan nyata dalam garis edarnya. Bekerja secara loyal dalam sebuah jama’ah atau organisasi. Membuang segala sifat ego dan ambisi pribadi. Karena tak ada lagi ambisi dan kehendak pribadi. Yang ada hanyalah kehendak dari Illahi.
         Akhir dari perjalanan satu periode ini, kami berharap adanya masukan dan saran dari rekan-rekan sekalian. Bukan hanya berupa kritik dan permasalahan, tetapi juga menghadirkan solusi nyata bagi PSIK yang lebih baik kedepan.
Belajar tentang seni kehidupan bukanlah tentang segala hal yang mesti dicapai, tetapi pembelajar sejati adalah yang berani memulai segalanya dari titik terawal.
HIDUP MAHASISWA!
JAYALAH INDONESIA!



                                                                              Indralaya, 24 Februari 2012
                                                                              Ketua BEM IK 2010 – 2011


                                                                                    Multi Aliyyah Rizqiy
                                                                                      NIM 04081003052

Rabu, 22 Februari 2012

Beginilah Barat vs Islam Memperlakukan Kaum Wanita

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Salam terindah untukmu duhai bidadari langit yang diturunkan ke bumi.. bagaimana kabarmu?
Masihkah engkau hingga kini meragukan ajaran agung yang dibawa Nabi kita? Muhammad SAW?
Masihkah kita menyangsikan status kemuslimahan kita dengan alasan feminisme, kesetaraan gender, demokrasi, emansipasi, dan sebagainya? Pernahkan kita tahu akan perjuangan Rasulullah mempertahankan dan menjaga kehormatan seorang wanita?
Memang, kita memiliki hak untuk berkembang, dalam segala hal dan segala bidang, hanya setiap orang tentunya memiliki kapasitas dan kapabilitas masing-masing diri dalam mengembangkan dirinya. Dan bukan berarti hal itu justru menghilangkan atau mungkin meragukan status kita sebagai seorang Muslim. Pernah mendengar kisah tentang seorang dosen bahasa yang dikirim keluar negeri untuk studinya? Ternyata ia bertemu dengan komunitas-komunitas Muslim. Ia yang berjalan bersama teman-temannya selalu merasa tidak enak ketika hendak masuk masjid atau berkumpul dengan komunitas muslim disana. Dimana-mana ia selalu ditanyai mengenai status kemuslimannya. Ternyata ia belum mengenakan hijab, yang menandakan bahwa ia seorang Muslimah. Ia lah pembeda, ciri antara seorang Muslim dengan yang bukan. Kita tidak akan membicarakan tentang perbedaan lintas agama, atau memusuhi yang lain. Kita hanyalah menegaskan dan meyakinkan diri bahwa kita mempunyai kekuatan dan ketegasan sebagai seorang Muslim.
Kita mencintai Tuhan kita, Allah SWT dan Rasulullah, Muhammad SAW. Tentulah harus cinta pula pada aturan dalam Al Qur’an dan Sunnah. Cobalah simak pemberitaan yang terjadi di belahan dunia barat tentang perlakuan mereka terhadap wanita. Maaf sebelumnya jika terlalu “vulgar”, saya sebagai seorang wanita pun tidak enak membacanya. Namun inilah kenyataan yang ada!

“ 2nd Annual Vagina Beauty Pageant, itulah nama kontes vagina terindah yang diadakan pada Juli 2011 lalu di Portland, Oregon. Kontes tersebut berlangsung cukup adil karena juri-jurinya bukan berasal dari penonton. Ada enam orang selebriti lokal yang menjadi juri. Mereka semua memberikan penilaian bukan dalam keadaan mabuk.
Setelah para juri duduk di kursinya masing-masing, kontestan pun muncul. Tampak barisan wanita menari-nari bak penari striptis dengan gerakan membuka kakinya secara berlebihan.
Kontestan itu kemudian dieliminasi hanya menjadi tujuh orang saja. Ketujuh orang itu menari-nari lagi dengan gerakan serupa untuk menarik perhatian juri.
Akhirnya hanya ada dua wanita yang berhasil masuk ke babak final. Kedua wanita tersebut mengenakan bikini dan kemudian juri melihat area intim mereka dengan kaca pembesar.
Setelah itu, juri memberikan penilaiannya. Seorang wanita mengenakan bikini berwarna pink terpilih sebagai pemenang. Ia dinobatkan menjadi Miss Beautiful Vagina 2011. Sumber : Wolipop

Lantas, apa yang kemudian mereka katakan tentang ini?
“Wanita di Amerika Serikat memang mendapatkan haknya secara penuh emansipasi, kesetaraan gender, demokrasi. Mereka sangat dihormati dan sangat di jaga oleh kaum pria… Kita harus mencontoh Amerika dan membuat hal yang serupa pula..”

Apakah hal ini yang dimaksudkan dengan hal sangat menghormati wanita?? Sangat menjaga kaum wanita sebagai inti pembangunan karakter bangsa?? Maka Sungguh beruntung saudaraku,, kita terlahir sebagai mahkluk beragama, sebagai Muslimah.. Coba simak cerita ini, kebetulan saya dapatkan dari postingan salah seorang teman…

Seorang Lelaki inggris bertanya ttg wanita muslimah kepada seorang Syaikh
Lelaki Inggris : “Wahai Syaikh Kenapa dalam Islam wanita tdk boleh jabat tangan dengan pria?"
Syaikh : "Bisakah kamu berjabat tangan dengan Ratu Elizabeth?

Lelaki Inggris : "oh tentu tidak bisa! cuma orang2 tertentu saja yg bisa berjabat tangan dengan ratu.”
...
Syaikh tersenyum & berkata:" Wanita2 kami(Kaum muslimin) adalah para ratu, & ratu tidak boleh berjabat tangan dengan pria sembarangan (yg bukan mahramnya")
lalu si Inggris bertanya lagi:
Lelaki Inggris : "Kenapa perempuan Islam menutupi tubuh dan rambut mereka?"

Syaikh tersenyum, beliau punya 2 permen, permen yang pertama terbuka tanpa bungkus sedang yang satu lagi tertutup/ terbungkus rapih. Lalu sang Syaikh melemparkan keduanya kelantai yang kotor.
Syaikh bertanya: " Jika saya meminta anda untuk mengambil satu permen, mana yang anda pilih?”
Lelaki inggris menjawab: "Saya mengambil/ memilih yang tertutup.."

Syeikh berkata: " Itulah cara kami memperlakukan dan melihat perempuan kami"

Subhanallah.. sungguh agung penghargaan dan penjagaan Islam terhadap kaum Wanita.. maka inilah yang betul-betul disebut dengan kesetaraan, keadilan. Kaum wanita menggunakan fungsi untuk menjaga kehormatan dan dirinya, dan kaum lelaki menjaga kaum wanita seindah-indahnya sebagai fungsi ia diciptakan. Laki-laki sebagai Pemimpin keluarga, dan wanita pun akan ditanyai tentang memimpin rumah tangga suaminya.



Selasa, 14 Februari 2012

Cinta yang tiada akhir..


Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: "Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.
"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum --peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."
Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik alaaa wa salim 'alaihi ..
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.




diambil dari cerita _Cinta Rasulullah pada Ummatnya_



Ibu, Pembentuk Karakter Bangsa (1)


“Terdapat sebuah kisah nyata tentang pentingnya pendidikan karakter pada penulis buku spiritual best seller. Sebutlah Anjar. Pada saat menulis buku-buku pertamanya tentang keindahan Islam sebagai Rahmatan lil alamin, Anjar  benar-benar menemukan hakikat dirinya. Pada waktu menulis buku, banyak ia habiskan untuk merenungi diri, menangis dan menafsirkan kejadian melalui ayat-ayat Al Qur’an. Istrinya yang pada saat itu hamil, melihat perilaku suaminya yang begitu terenyuh pada ayat-ayat Al Qur’an, ia pun ikut-ikutan bersedih dan terharu. Banyak ayat-ayat tentang keimanan ia cari dan ia baca untuk membantu penyelesaian tulisan suaminya. Hari-hari kehamilannya dihabiskan untuk bermunajat dan mentadaburi ayat-ayat Allah.
Berselang saat kelahiran anaknya. Kedua orang tua ini begitu berbahagia. Dengan didikan Islamy dari kedua orang tuanya, menginjak usia 6 tahun, anak ini tanpa sepengetahuan mereka berdua mengumpulkan pembantu-pembantu dirumahnya. Apa yang kemudian ia lakukan? Ia seperti seorang ustadz mengajak mengaji dan belajar tahsin Al Qur’an bersama-sama dan ia sebagai leadernya.
Disekolahpun, ia menjadi siswa yang hadir paling pagi. Yang ia lakukan sebelum pelajaran dimulai adalah menulis dan menulis, hingga 4 tahun berlalu ia masih melakukan hal yang sama.”
Begitulah karakter yang telah terbina. Bukan dari saat lahirnya, melainkan dari kandungan sejak ia masih di dalam rahim ibunya. Mengapa saat besar anak ini begitu dekat dengan Al qur’an? Karena saat dalam rahim, ibunya sudah begitu dekat dengan Al qur’an. Mentadaburi ayat-ayatnya, memahami kandungannya.
Secara nalar mungkin orang-orang akan berpikir mungkinkah hal seperti ini terjadi? Tetapi memang begitulah kenyataannya. Diusia empat bulan kehamilan, janin didalam kandungan walau dalam keadaan telinga yang belum terbentuk sempurna, tetapi fungsi pendengarannya mulai bekerja. Ia dapat merasakan apa yang ibunya lakukan.
Terkadang tanpa kita sadari, bayi sudah dapat menangkap stimulus-stimulus yang diberikan pada dirinya. Saat anak dalam kandungan. Melalui gerakan shalat saat rukuk dan sujud yang terjadi getaran, ia mulai memahami ada waktu saat bergerak. Dan pada saat ibunya menyiramkan air wudhu ke tubuhnya. Janin memahami aliran air itu sebagai sebuah ritme.
Menjadi sosok Ibu mulia yang menyadari bahwa seorang anak yang dititipkan bukanlah kepunyaannya, melainkan ia adalah titipan Allah yang akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat nanti. Menanamkan rasa cinta, kasih dan sayang kepada anak merupakan rasa syukur dan kecintaan kepada Allah. Dalam hidup sejatinya seorang Ibu harus mengerti akan pengabdiannya kepada Allah. Apapun yang Allah beri, maka kemudian itulah yang terbaik bagi dirinya. Ingatlah bahwa manusia itu fungsinya diutus ke bumi untuk mengabdi kepada Allah dan menjadi Khalifah-Nya di muka bumi.
Seorang Ibu mulia akan selalu menanamkan kata-kata baik kepada anak-anaknya.
“Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit, (pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizing Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun.”
(QS. Ibrahim: 24-26)
Jelaslah bahwa pendidikan karakter yang kuat pada anak dengan penanaman kalimat – kalimat yang baik menjadi begitu penting kedudukannya. Akar diibaratkan sebagai karakter dasar seorang anak yang ditanamkan orang tuanya melalui kalimat-kalimat baik, yaitu kalimat Tauhid, ialah segala ucapan yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah kemungkaran serta  perbuatan baik. Kalimat tauhid, Laa illaha illallah. Bahwa tiada tuhan-tuhan yang lain di dunia ini (harta, uang, dunia) melainkan Allah SWT.
Sedangkan kita diperintahkan untuk tidak menanamkan kalimat-kalimat buruk pada anak, ialah kufur, syirik, dan segala perkataan yang tidak benar serta perbuatan yang tidak baik. Karena akar (red:karakter) akan tercabut dari jiwa dan hatinya sehingga tak dapat tegak hingga usia tuanya.
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.”
(Q.S. Ibrahim : 27)
Dan disinlah kemudian janji Allah. Ia akan meneguhkan orang – orang dengan ucapan -  ucapan tayyibah, dan sebaliknya, menyesatkan orang – orang yang zalim, baik terhadap diri terlebih anak – anaknya.
Pahamilah anak sebagai titipan Allah. Maka penanaman karakter dasar sejak dini dari Ibu yang mulia seperti tidak egois, jujur, disiplin, tanggung jawab, dan peduli menjadi nilai utama yang diberikan kepada anak – anaknya.
Karena karakter ibaratnya adalah sebuah fondasi. Fondasi yang menopang ketahanan sebuah rumah, tanpa fondasi, manusia jadi mudah goyah dan tidak berpendirian. Sejatinya seorang Ibu merupakan madrasah pertama bagi putra-putrinya. Menanamkan nilai-nilai Tauhid dan pengembangan kecerdasan emosi bagi anak – anaknya. Menjadi anak – anak berkarakter mulia. Karena kelak ialah yang akan memuliakan bangsa dan agama.