Blog
ini ditujukan hanyalah untuk berbagi..
berbagi hal yang belum sempat terucapkan lewat kata-kata dan tertumpahkan dengan tulisan,,

Memulai jejak dalam sebuah tulisan.
Menorehkan tinta sejarah hingga ia dikenal nyata.

Sejarah kehidupan dalam sebuah bingkai.
Melompati setiap ekstase dengan semangat menyala.

Walau terkadang lampu - lampu jalanan turut menghiasi medan menuju setiap tahap kemenangan, pengharapan dan sebuah pembelajaran tentang Kebijaksanaan.

Semua tertuang untuk sebuah cerita.
Cerita hidup yang aku, kau dan kita adalah pelaku setianya.
Hingga kemudian Cahaya gemilang itu mampu kau renggut, kau peluk dengan tanganmu.

Minggu, 24 Juli 2011

Hobby Jadul yang Membawa Berkah:)


Kertas ini sesungguhnya telah lama tertempel di dinding kamarku. Tak dapat mengabadikannya kembali maka kucoba menyimpannya dalam perkakas elektronik ini.
Kadang senyum-senyum sendiri saat membacanya, teringat kembali saat-saat jiwa ini harus berJuang mati-matian menghilangkan segala hal yang mendekatkan kepada yang melenakan. Agak lebay mungkin, tapi saat Ghiroh pertama itu muncul, hadir sangat membakar, maka Allah adalah satu-satunya Tujuan.
Seperti judulnya, "When I Fall in Love"..
Ceritanya waktu itu, ketika aku mulai menemukan jati diri dan penemuan akan makna hidup yang sesungguhnya. Saat ada sosok yang dikagumi secara "tidak sengaja", maka niat berjuang yang begitu membara kepada Allah dibawah sadar langsung menepisnya. Langsung saja hobby lama ini membuatku iseng-iseng coret2 dan menuangkan ide dan kegundahanku dalam bentuk imagine..
Ada tawa ringan saat melihat komik hancur ini.hee.. tapi ia juga sebagai pengingat dan motivasi.. tak ingin menampilkan cerita awal sebagai panduan, justru saat kita dapat memaknai sesuatu di akhir cerita. Usaha kecil yang dilakukan dalam rangka semakin mendekatkan diri kepada Allah. Mendekatkan diri pada Al Qur'an dan Sunnah. Astaghfirullah, sering sekali lalai untuk mencapainya..

Hm, mungkin pada kebingungan kali ya dengan maksud ceritanya, disamping gambarnya yang acak-acakan ditambah dengan tulisan yang tak tergambar dengan jelas.. Sini,,tak jelasin..

Pada Kotak pertama:
Dijelaskan bahwa si Fulanah baru nyampe tuh di kampusnya, ceritanya nih si Fulanah lagi kena syndrom pinky2 gitu..
"Fiuh, gak ada,, gak ada.." sambil celingak-celinguk sana-sini

Kotak kedua:
"Ya Allah, badan aku kok dingin semua ya rasanya" (glutuk,,glutuk,,bunyi tulang)he

Kotak Ketiga:
Tiba-tiba!
" Assalamu'alaikum.." Fulan 1(yg "ditakuti)
"ehm,ehm,,hihii" Fulan 2 (temennya si Fulan 1)*nguit,nguiit(nyenggol bahunya si F1)

Kotak keempat:
"cie,,cie.." Fulanah 2(temennya Fulanah)nguit,,nguit..(nyenggol bahu Fulanah)
"berisik ah!.." Fulanah

Kotak kelima(bag. bawah paling Gede):
"aduh.. gak...gak!!!" ujar si Fulanah sambil ngebayangin si Fulan 1 ,cling,,cling*pura2nya bersinar-sinar gitu..
Hiaaat!!!hancurkan! PRANG!!!
"Ini tak boleh terjadi" masang muka serius
"Aha! Ada Ide!" Fulanah seneng bisa mecahin masalahnya
"A'udzubillahiminsyaitonirrojiim.. Ya Allah, lindungilah aku dari gangguan Syaitan terkutuk.." Akhirnya Fulanah cepat-cepat mengingat Allah dengan membaca Al Qur'an...:)

Selesai...^_^

Dan pada akhirnya, yakinlah kepada segala ketentuanNYA.
Muliakanlah setiap orang dengan ketulusan hatimu.
Cintai secara wajar, namun bencilah juga dengan sedikit saja.
Ikhlas berarti memberi tanpa mengharap balasan Indah.
Kenapa balasan indah? karena Ikhlas juga berarti tetap tulus saat balasan tak sesuai hati atau mengecewakan.
benar-benar tanpa pamrih.
Begitulah kemuliaan cinta yang sesungguhnya, yang ada hanyalah memberi.
Cinta = Memberi.
Semoga dapat diambil Ibrohnya kawan.
Salam Semangat! Lebih baik! Allahu akbar!





Sabtu, 23 Juli 2011

Dahsyatnya Otak Miring


(Sstttt…hati-hati efeknya! bisa cenat-cenut..hahaa)

Sebuah Cerita...GeJe:p

“Don, gua rasa. Elu aja deh yang pergi mata-matain Laksmi ke Bandung.. Gua ada proyek yang mesti gua selesaikan boy..” Bo’in meyakinkan Doni dengan mengerjapkan matanya seperti boneka alay.

“Apa!!?? Enak aja lu nyuruh gua mata-matain cewek elu, lagian Laksmi pan bukan cewek elu tuh, Cuma lu nya aja yang ngaku-ngaku..! ckckck...hmm,,Emangnye ada proyek apa lu! Gaya bener..paling proyek nyabutin uban jenggot eyang elu pan!hahaaa” gayung bersambut, Doni tak mau kalah.

“enak aje lu! Emangnya gua apaan!? Bukannye nyabutin uban jenggot eyang gua. Tapi uban ketiaknye tau!”

“hahaaa… sama aja kale booon!!!, bahkan lebih parah tuch...kesiaaan dee!!” dengan lentiknya bak penari gurun sahara, jari telunjuk Doni meliuk-liuk dari atas sampe ke bawah.

“tuh, ngertiin gua donk, yee,yee Don,,pliiiiisss….lu emang temen gua yang baeeek banget sepanjang sejarah yang kita pelajarin SMA kemaren”

“emang ya, omongan lu tuh rada gak jelas mulu! Masa disamain ma sejarah SMA!! Hm,,gimana ya??” Doni memutar-mutar jari telunjuknya dihidung, memutuskan sesuatu yang sangat genting bagi masa depannya.

“pliieeeessssss!!” rayu Bo’in yang memasang tampang lugu bin kasihan.

Doni pun menatap Bo’in, tetapi matanya tidak bergerak sedikitpun. Pletak! Perpaduan antara telunjuk dan jempol Doni merayap di kepalanya Bo’in.

“boy! Melamun aje…okay de! Kali ini gua setuju-setuju aje.. sekalian ada si Mira temennya Laksmi yang aduhai manisnye..hee” Doni cengengesan.

“huuuu… ada Mira aja, semangat lu! bagus deh, jadi seenggaknya gua bisa nyante dulu..” Bo’in bersiul-siul kegirangan, lantas meninggalkan Doni mematung sendirian di bawah pohon salak tanpa pamit dan kata-kata perpisahan.

“Bo’iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin!!!”

***

Bo’in kecapean gara-gara diminta nyabutin uban diketiak eyangnya. Sebenarnya bukan kecapean karena nyabutin uban, tapi karena tak tahan baunya. Na’udzubillahimindzalik de, hehee.

Busyeeet,bau banget!!, Pekik Bo’in dalam hati.

“yang..eyang…udahan donk. Yee. Kagak nahan nih!” Bo’in merajuk sesenggukan karena tak tahan.

“ape!! Lu mau berhenti!? Kagak bise. Enak aje lu, maen berenti-berenti aje. Dipotong gajinye mau!?” eyang Bo’in nyengir lebar, selebar kuda peliharaannya.

“jangaaaan..iye…iye..hiks..hiks…” Bo’in menitikkan airmata kadalnya. Buaya kegedean untuk standar Bo’in yang lugu. Gubrak! hahaa.

Bo’in merasa teraniaya. Setiap diminta berhenti, eyangnya selalu mengancam tidak akan menggajinya. Yang ada jika merajuknya Bo’in tambah kenceng, Bo’in malah disuruh berdoa. Karena menurut eyangnya, doa orang teraniaya itu cepat dikabulkan. Parahnya, eyangnya Bo’in nitip doa sama si Bo’in, biar tambah kaya dan bisa bikin bo’in selalu teraniaya, biar doany cepat terkabul.hee. Eyangnya merasa menang karena Bo’in hanya mengandalkan eyangnya yang kaya raya setiap minta uang. Padahal usianya sudah baligh untuk mencari penghasilan sendiri. Lantas dalam pikiran Bo’in bahwa eyangnya sudah benar-benar gila.

Termasuk kekayaan yang eyangnya peroleh, itu juga karena kegilaan eyangnya. Masa-masa muda penuh bunga, yang seharusnya dipakai buat hura-hura dan pacaran ria, justru dipakai eyangnya buat mencari penghasilan sendiri. Segala pekerjaan eyangnya coba, mulai dari cleaning service, nganterin minuman, sedot wc, sapu jalan, bersihin kandang sapi, bahkan ngumpulin sampahpun pernah(baca:pemulung). Katanya sih, begitu caranya mencari jati diri. Sampai usahanya yang gigih itu membuat ia punya ide buat punya rumah makan, walau sempat gagal, karena tidak sesuai dengan judul. Judulnya rumah makan Padang, tapi masakannya asli masakan Jawa. ckckck.hehe.

Dari kegagalannya, eyang Bo’in mencoba segala usaha, sampai kepada kisah cintanya yang justru bikin eyangnya kaya raya. Jatuh cinta pada anak seorang pemilik Dealer motor ternama, lantas mendapat tantangan dari calon mertua harus menjadi pemilik / pengusaha kendaraan lebih dari roda dua. Eyang yang punya segudang ide gila membuat mertuanya kemudian menyerah, karena eyangnya berhasil menjadi pengusaha angkutan roda tiga alias bajaj! Tetapi dua tahun kemudian, eyangnya berhasil memegang pasaran pengusaha roda empat. Ckckck. Hebat euy! Beda banget tuh sama si Bo’in.hehee.

***

Hari ini Bo’in bergegas ngabur dari kediamannya. Biarpun ia tinggal dengan eyangnya yang kaya raya, tetapi kemana-mana Bo’in harus pergi jalan kaki atau paling mewah naik angkot atau bus. Gaji nyabutin uban Bo’in bawa untuk bekalnya diperjalanan. Bo’in yang lugu sengaja pergi seorang diri, ia tidak mau proyeknya ketahuan sama teman-temannya yang lain. Sebenarnya proyek nyabutin uban hanya jadi alasan, kepergiannya saat ini adalah proyeknya yang sungguhan.

Bo’in melompat-lompat kegirangan sesampainya di Monas alias Monumen Nasional. Ia jungkir balik tak karuan di rumput-rumput hijau. Petugas kebersihan hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkahnya yang aneh.

“enyaaaaak….babe!!! aye..eh, gua… akhirnya, untuk keseratus kalinya ada di Monas!! Rekor! Seratuuuuus!!huuuu....hahaaa” Bo’in mengangkat kedua tangannya saling-silang dan tertawa bak pahlawan bertopeng dalam kartun sinchan.

Bo’in pun berlari sekencang-kencangnya ke dalam tugu Monas. Uang recehan dalam sakunya seakan-akan ikut menyenandungkan kegembiraannya dengan mengalunkan lagu krincing,,krinciing.

Bo’in senang bukan main saat berada diatas tugu Monas. Bukan diterasnya lho, tapi bener-bener di tugu emasnya! Bo’in nekat naik karena nazarnya jika sudah sampai kunjungannya yang ke seratus, maka ia akan naik Tugu emasnya Monas. Dengan gaya seorang kesatria ia melambai-lambaikan selendang alias gorden kamarnya yang ia ikatkan di lehernya. Tangannya melambai-lambai kebawah seolah-olah ada begitu banyak fans yang mengagumi aksinya. Sedangkan orang-orang yang sedang berfoto-foto ria di pelataran Monas menangis, lantaran fotonya dirusak oleh sesosok makhluk aneh yang sedang menggantung-gantung tak jelas di puncak Monas. ckck. Kasihan..hihi

Waktu terus bergulir, malam tiba, inilah waktu yang sangat ditunggu-tunggu Bo’in. Ia berharap ada rembulan besar yang mengiringi aksinya. Bulan yang dinanti-nanti pun akhirnya tiba. Ia senang bukan main.

“man, gua sekarang ada di puncak Monas. Kagak nyangka man!! Hahahaa” lagi-lagi Bo’in bergaya bak pahlawan bertopeng. Tapi kemudian,

“eh, tadi gua kan naek keatas lewat lift tuh. Terus sekarang kan udah malem, liftnya dah ditutup... Emaaak..gimane caranya gua turuun.. tolong…!!” pekik Bo’in yang hanya mampu didengar oleh dedaunan, angin, yang kemudian angin membawa suaranya kejalan-jalan ibu kota, melewati kolong jembatan, menyusuri kali, dan tiba dirumah eyangnya, sampai pada kuping eyangnya.

Eyangnya yang sedang asyik-asyiknya dzikir, walaupun gila tapi taat juga eyangnya Bo’in. Kaget lantaran ada suara-suara halus mampir ke telinganya. Eyangnya takut kalau-kalau itu suara setan yang mau menghasut-hasutnya. Tapi lama kelamaan suaranya makin jelas. Maklum indera kedua belas eyangnya jalan semua, fiarasatnya kuat apalagi mengenai cucu satu-satunya.

“Bo’in..Bo’in..lu lagi..lu lagi.” Eyangnya berangkat dari singgasana ibadahnya. Ia lalu bergegas menelepon saluran gawat darurat, niatnya sih ingin menelepon pemadam kebakaran, biar bisa dipinjamkan tangganya. Tapi eyangnya justru salah sambung dan menelpon ke Rumah Sakit Jiwa, tanpa disadari olehnya.

***

Sudah tiga bulan Bo’in di RSJ, eyangnya yang merasa bersalah dengan Bo’in menjenguknya setiap hari dengan membawakan barang-barang kesukaannya. Sebenarnya eyangnya sudah sejak dua hari setelah ketahuan kalau Bo’in masuk RSJ mengusahakan agar cucunya dikeluarkan. Tapi pihak rumah sakitnya yang tidak mau, takut buat onar dimasyarakat katanya. Ternyata pihak rumah sakit menganggap bahwa Bo’in sudah benar-benar gila. Kasihan Bo’in.

Enam bulan di RSJ, Bo’in justru merasa seperti orang yang gila sungguhan. Teman-temannya orang gila, tempat diskusi dan curhatnya orang gila. Semua yang ia hadapi adalah orang-orang gila. Tetapi kalau mau keluar bisa dilakukannya dengan mudah, sejak dulu ia bisa berperilaku waras dan wajar kemudian dilepaskan dari RSJ. Tetapi sejak kunjungan eyangnya yang membawakan segala makanan kesukaannya, membuat Bo’in “sedikit” betah di RSJ. Sebenarnya bukan itu yang membuat ia betah, tetapi ia merasa di RSJ justru ia merasa bebas bergaul dengan siapa saja, ia merasa menjadi yang terbaik, orang waras diantara orang-orang yang tidak waras. Bo’in menemukan jiwanya disini. Ia belajar tentang orang-orang yang jatuh, gagal, stress hingga menjadi gila. Secara tidak langsung ia belajar tentang watak manusia gila yang tidak pernah diketahui orang waras kecuali dirinya.

Enam bulan lebih tiga minggu Bo’in di RSJ. Ia merasa sudah saatnya kembali pada dunia nyata dan kehidupan “waras”nya. Segala cara ia tempuh agar terlihat benar-benar waras. Dan genap tujuh bulan, Bo’in akhirnya dinyatakan sembuh total! Padahal sih memang waras dari awal, dasar Bo’innya saja pura-pura gila.

Tak disangka-sangka, Bo’in yang seolah lahir kembali menjadi orang berbeda ini punya keinginan untuk menulis sebuah buku tentang kehebatan cara kerja otak guna membuktikan kepada dokter, ners yg merawat ia selama di RSJ beserta eyangnya bahwa dirinya memang benar-benar waras dan tidak perlu dikucilkan lagi.

Hari ini Bo’in berkunjung ke toko buku paling lengkap dan paling besar yang ada di daerah Matraman, Jakarta Timur, untuk mencari ide dan inspirasi tentang judul buku yang akan ditulisnya itu. Ia pun kemudian berbincang-bincang dengan karyawan toko sembari mencari tahu tentang buku apa saja yang laku dan diminati konsumen.

Dengan gayanya yang sudah berbeda, ia memakai gaya bicara temannya sewaktu gila yang mantan dosen filsafat.

“Mas, apakah buku-buku tentang otak sudah banyak ditulis orang? Dan, apakah buku-buku tersebut banyak dibeli orang?” Tanya Bo’in.

“Oh, laku sekali dan sudah banyak penulis yang membahas topik tersebut,” jawab sang penjaga toko dengan ramahnya.

“ada buku Pintar Mind Map, Great Memory, Metode Melejitkan Daya Ingat, dan banyak judul buku menarik lainnya yang Best Seller,” ujar si penjaga toko.

“Kalau tentang otak kanan, apakah sudah ada yang menulis?” lanjut Bo’in seperti wartawan.

“Makoto Shichida sudah menulisnya dan diterjemahkan menjadi Mengungkap Misteri Otak Kanan,” jawab sang penjaga toko lagi.

“Kalau tentang otak kiri, apakah juga sudah ada yang menerbitkan?” Tanya Bo’in lebih lanjut.

“Lha, ini apa” jawab petugas toko sambil menunjuk sebuah buku yang berjudul Dahsyatnya Otak Kiri.

“Kalau otak tengah, apakah sudah ada yang membahasnya?”

“Itu, lihat saja sendiri di rak buku Best Seller,” kata penjaga toko sembari menunjuk kerarah rak bagian kanan.

“Otak kanan sudah, otak kiri sudah, otak tengah juga sudah. Kalau begitu otak apa lagi yang belum ditulis orang?” Tanya Bo’in penasaran dengan tampang lugunya.

Saking kesalnya si penjaga toko sama Bo’in, yang sejak tadi bertanya terus, maka ia pun menjawab dengan ngawur,

“Bikin aja buku tentang dahsyatnya otak miring mas! saya yakin pasti laku!,”

“Aha..! Akhirnya ketemu juga ide yang brilian!!,”teriak Bo’in dan kemudian pergi dengan wajah kegirangan.

Sementara sang penjaga toko buku hanya dapat geleng-geleng kepala dan mengelus dada. Tanpa pernah ia berpikir bahwa orang yang berbincang dengannya barusan akan sangat merepotkannya di kemudian hari karena bukunya yang Best Seller dan dicari banyak pengunjung toko bukunya.

~The end deh….^^V~


**cerita saya yg aneh ini pernah di bedah juga di sekret FLP OI trCinta..he



Jumat, 22 Juli 2011

MUNAJAT PERJUANGAN


“Ya Tuhanku, masukkanlah aku secara benar, dan keluarkanlah aku dengan benar, dan berikanlah kekuasaan yang menolong”
(QS. Al Isra:80)

[ Doa ini yang membuatku selalu bercucuran air mata disetiap curahan hati dalam sepertiga malam]


Bismillahirrahmaanirrahiim,

Allahumma ya Allah
Ridhailah kami yang berada dalam naungan perjuangan-Mu ini
Terimalah amal ibadah kami
Jadikan langkah-langkah yang kami lakukan di tempat ini Kau ridhai
Jadikan perbuatan-perbuatan di tempat ini Kau ridhai

Allahumma ya Allah
Berikan berkah pada perjuangan ini agar senantiasa mendapatkan hidayah dan inayah-Mu
Senantiasa hidup di dalam Iman
Senantiasa hidup di dalam Islam
Senantiasa hidup di dalam Ihsan

Ya Allah bimbing kami agar mampu menjaga amanah-Mu yang mulia ini
Hindarkan kami dari cobaan-cobaan yang tak mampu kami tanggung
Hindarkan kami dari beban yang kami tak mampu panggul

Ya Allah
Nabi Muhammad-Mu berkata: Ikuti Jejakku
13 tahun ia berjuang di kota Mekkah
Menghadapi kaum Quraisy
10 tahun ia berjuang di Madinah
Melewati masa-masa yang berat dan penuh tantangan

Ya Allah
Beri kami kekuatan mengikuti ajakannya
Beri kami kemampuan mengikuti jejaknya
Baru sedikit waktu kami dalam berjuang
Namun terasa berat perjuangan ini

Baru sedikit langkah kami
Namun terasa panjang perjalanan ini
Air mata bercucuran mengingat semua ini
Kami memohon perlindungan dan kekuatan ya Rahiim
Shalawat dan salam untuk Nabi Muhammad shallahu alaihi wassalam

Ya Allah kabulkan doa kami
Ajarkan kami ridha dan ikhlas
Jadikan hati kami hanya dipenuhi cinta kepada-Mu
Mencari karunia-Mu mencari rahmat-Mu

Allahumma ya Allah
Esok kami akan berjuang kembali
Kami akan melangkah ya Allah
Jangan Engkau goyahkan hati ini
Jangan Engkau cabut iman ini
Jangan Engkau cabut keyakinan ini

Ya Allah
Tambahkan keimanan di hati kami
Tambahkan keyakinan di hati kami ya Allah
Teguhkan hati kami
Teguhkan diri kami
Agar kami mampu tegak berdiri dengan gagah
Membawa penji-panji-Mu

Ya Allah
Lindungilah kami dengan nur-Mu
Di depan dan belakang kami
Di atas dan bawah kami
Di kiri dan kanan kami
Berikan kami cahaya ya Allah

Ya Allah
Kami tidak tahu akan berapa lama lagi kami berjuang
Karena Engkau akan mematikan kami dengan tiba-tiba tanpa kami ketahui
Apabila Engkau matikan kami besok
Matikan kami dalam husnul khotimah
Apabila Engkau matikan kami tahun depan
Maka matikan kami dengan rasa rindu pada-Mu

Ya Allah
Datangkanlah orang-orang yang akan melanjutkan perjuangan ini
Orang-orang yang tawadhu
Orang-orang yang ikhlas
Orang-orang yang telah diberi ilmu oleh-Mu

Ya Allah
Kami hanya mempunyai wakti sedikit lagi di muka bumi ini
Mungkin tidak sepuluh tahun
Atau kurang dari satu tahun
Tapi kami minta ya Rahmaan
Agar sisa hidup yang Engaku berikan pada kami menjadi amal ibadah
Untuk memuliakan Engkau ya Allah
Untuk mengabdikan diri pada Engkau
Untuk mengagungkan Nabi Muhammad-Mu
Untuk mengagungkan para rasul-Mu

Ya Allah berikan kami
Iman yang teguh
Iman yang kaffah
Ihsan yang kaffah

Duhai Allah
Kabulkan doa dan permintaan kami
Sesungguhnya kami hanya bisa berdoa
Karena kami tak memiliki apa-apa

Ya Allah
Jadikan kami generasi membanggakan Nabi Muhammad
Siramlah seluruh persada Indonesia
Dengan kalimat Laailaha illallah
Tanamlah bibit-bibit cinta pada Nabi-Mu
Tanamlah kalimat Laailaha illallah di manapun di Indonesia
Di setiap titik
Di setiap penjuru
Tidak ada satu tempat pun
Kecuali menyebut Laailaha illallah

Penuhi dada kami dengan keyakinan
Kami ingin memiliki satu keyakinan
Seperti keyakinan Nabi Musa
Yang tersungkur di bukit Thursina
Seperti keyakinan Nabi Ibrahim
Ketika melihat burung yang telah tercincang
Bersatu dan terbang kembali
Seperti keyakinan Nabi Muhammad
Yang tersungkur di gua Hira
Ketika Malaikat Jibril berkata “Iqra!”

Tanamkan keyakinan bulat di dada kami
Keyakinan yang lebih kokoh
Hingga bila kaki kami patah
Tangan kami patah
Kepala kami pecah
Mata kami pecah
Tulang-tulang kami remuk
Semuanya remuk
Jangan remukkan keyakinan di dalam diri kami
Keyakinan untuk mengagungkan Engkau Robbul alamin
Raja langit dan bumi

Perjuangan ini bukan perjuangan pribadi
Karena kami tidak punya ambisi pribadi
Perjuangan ini bukan kehendak kami
Karena kami tak punya lagi kehendak apapun di muka bumi
Perjuangan ini adalah kehendak-Mu
Karena semua kehendak kemuliaan adalah milik-Mu

Oleh karena itu kami mohon Warisi cahaya keyakinan di dalam hati kami
Cahaya yang gemerlap
Cahaya yang kemilau
Cahaya yang datang
Kemudian masuk ke dalam rongga dada
Cahaya yang akan bersinar di hati kami
Cahaya yang akan hidup di dalam diri kami
Cahaya yang akan mebimbing kami dalam perjuangan ini

Akan kami ambil tongkat
Yang apabila dipukulkan akan mengelurakan 12 mata air
Itulah tongat Musa

Ya Allah
Jangan biarkan rasa sakit menghentikan kami
Jangan biarkan kepedihan menghentikan langkah kami
Jangan biarkan apapun menghentikan langkah kami

Ya Rahmaan
Maafkan kami
Kami tak mampu menjaga keluarga kami
Karena memenuhi panggilan-Mu

Kelak apabila kami mati
Kami tidak akan pernah menyesal
Bahwa kami pernah hidup
Kelak apabila kami mati
Kami tidak akan pernah menyesal
Dengan waktu-waktu yang kami lalui
Kami akan beristirahat selamanya
Kami ingin berjumpa dengan para Nabi dan Rasul
Para malaikat
Dan berjumpa dengan Engkau ya Allah
Inilah cita-cita kami
Inilah keinginan kami

...






_Intisari Doa dalam Munajat Suara Hati (ESQ)_
_Ary Ginanjar Agustian_