Blog
ini ditujukan hanyalah untuk berbagi..
berbagi hal yang belum sempat terucapkan lewat kata-kata dan tertumpahkan dengan tulisan,,

Memulai jejak dalam sebuah tulisan.
Menorehkan tinta sejarah hingga ia dikenal nyata.

Sejarah kehidupan dalam sebuah bingkai.
Melompati setiap ekstase dengan semangat menyala.

Walau terkadang lampu - lampu jalanan turut menghiasi medan menuju setiap tahap kemenangan, pengharapan dan sebuah pembelajaran tentang Kebijaksanaan.

Semua tertuang untuk sebuah cerita.
Cerita hidup yang aku, kau dan kita adalah pelaku setianya.
Hingga kemudian Cahaya gemilang itu mampu kau renggut, kau peluk dengan tanganmu.

Jumat, 27 Juli 2012

Fitnah Dajjal (Freemason) di Olimpiade London XXX


Saat ini dunia sedang disibukkan dengan upacara perhelatan besar Olimpiade yang rencananya akan diadakan di London. Namun begitu banyak intrik dan pesan tersirat dari kelompok rahasia Freemason di dalamnya. Seperti yang dapat kita lihat pertama adalah dari gambar maskotnya. Yaitu boneka yang memiliki mata satu, dengan lambang yang jika dibaca menjadi Zion (Zionis). Beriku gambar-gambarnya:


Berikut ini hadis-hadis yang menerangkan ciri-ciri fisik dajjal:
1. “Sesungguhnya Al Masihuddajjal adalah seorang laki-laki yang pendek, ujung telapak kakinya berdekatan, sedangkan tumitnya berjauhan, berambut keriting, bermata sebelah dengan mata yang terhapus.” (Riwayat Abu Dawud dari Ubadah Ibn Shamit dan diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad)

2. “Ternyata ia adalah seorang laki-laki yang berbadan besar, merah, berambut keriting dan bermata sebelah.” (Riwayat Bukhari dari Ibn ‘Umar dalam kitab Al Fitan, bab Dzikruddajjal)

3. “Bukankah sesungguhnya ia itu bermata sebelah dan tertulis diantara kedua mata dajjal itu kata ‘kafir’ yang dapat dibaca oleh setiap Mu’min.” (Muttafaqun ‘Alaih, dari hadits Anas)

Kemudian Lambangnya....
 Jika dijabarkan, Menjadi ----> Zion (Zionis)

Tentang penjabaran angka numerologi terkait dengan dana, tanggal pelaksanaan, dll yang mencirikan unsur-unsur mansonik ini silahkan lihat di link ini ----> http://cavelicius.wordpress.com/2012/05/20/numerologi-masonik-olimpiade-2012/

Penjelasan tentang Dajjal ini sendiri bahwa ada riwayat Muslim yang diterima dari Fatimah binti Qais mengatakan: “Saya telah mendengar muazzin Rasulullah s.a.w memanggil untuk solat. Saya pun pergi ke masjid dan solat bersama Rasulullah s.a.w. Selesai solat, Rasulullah s.a.w naik ke atas mimbar. Nampak semacam bergurau Baginda tertawa dan berkata: “Jangan ada yang bergerak.
Hendaklah semua duduk di atas sajadahnya.” Kemudian berkata: “Tahukah kamu mengapa aku memerintahkan kamu jangan ada yang pulang?” Kami menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”
Rasulullah s.a.w berkata lagi: “Demi Allah aku menyuruh kamu berkumpul di sini bukan ingin menakut-nakuti dan bukan memberi khabar gembira. Aku ingin menceritakan kepada kamu bahawa Tamim Al-Dariy adalah seorang Nasrani, kemudian dia datang menjumpai aku dan masuk Islam. Dia ada bercerita kepadaku tentang satu kisah tentang Dajjal.
Kisah yang dia ceritakan itu sesuai dengan apa yang telah aku ceritakan kepada kamu sebelumnya. Katanya dia bersama 30 orang kawannya pergi ke laut dengan menaiki kapal. Angin kencang datang bertiup dan ombak besar membawa mereka ke tengah-tengah samudera yang luas. Mereka tidak dapat menghalakan kapalnya ke pantai sehingga terpaksa berada di atas laut selama satu bulan. Akhirnya mereka terdampar di sebuah pulau menjelang terbenamnya matahari. Di pulau yang tidak ditempati orang itu mereka berjumpa dengan binatang yang sangat tebal bulunya sehingga tidak nampak mana jantina dan duburnya.
Mereka bertanya kepada binatang itu: “Makhluk apa engkau ini?” Binatang itu menjawab: “Saya adalah Al-Jassasah.”
Mereka tanya: “Apa itu Al-Jassasah?” Binatang itu hanya menjawab: “Wahai kumpulan lelaki, pergilah kamu ke tempat ini untuk menjumpai lelaki macam ini, sesungguhnya dia pun ingin berjumpa dengan kamu. Mereka pun pergi ke tempat yang ditunjukkan oleh binatang itu.
Di sana mereka menjumpai seorang lelaki yang sangat besar dan tegap. Ertinya mereka tidak pernah melihat orang sebesar itu. Dari tangannya sampai ke tengkuknya dikuatkan dengan besi, begitu juga dari lututnya sampai ke telapak kakinya. Mereka bertanya: “Siapakah anda?” Orang seperti raksaksa itu menjawab: “Kamu telah mendengar cerita tentang aku. Sekarang aku pula ingin bertanya: “Siapa kamu ini?”
Mereka menjawab: “Kami adalah manusia berbangsa Arab. Kami pergi ke laut menaiki kapal, tiba-tiba datang ombak besar membawa kami ke tengah-tengah samudera luas dan kami berada di lautan selama satu bulan. Akhirnya kami terdampar di pulau yang tuan tempati ini.
“Pada mulanya kami berjumpa dengan binatang yang sangat tebal bulunya sehingga kami tidak dapat mengenali jantinanya. Kami tanya siapa dia katanya Al-Jassasah. Kami tanya apa maksudnya dia hanya menjawab: “Wahai kumpulan lelaki, pergilah kamu ke tempat ini untuk menjumpai lelaki macam ini, sesungguhnya dia pun ingin berjumpa dengan kamu.”
Itulah sebabnya kami datang ke tempat ini. Sekarang kami sudah berjumpa dengan tuan dan kami ingin tahu siapa tuan sebenarnya.” Makhluk yang sangat besar itu belum menjawab soalan mereka terus sahaja mengemukakan soalan:
“Ceritakan kamu kepadaku keadaan kebun kurma yang di Bisan itu,” nama tempat di negeri Syam. Mereka menjawab:
“Keadaan apanya yang tuan maksudkan?” Orang besar itu menjawab: “Maksudku apakah pokok kurma itu berbuah?”
Setelah mereka menjawab bahawa pokok kurma itu berbuah, orang besar tadi berkata: “Aku takut pokok itu tidak berbuah.”
Orang besar itu bertanya lagi: “Ceritakan kepadaku tentang sungai Tabarah.” 
Mereka menjawab: “Tentang apanya yang tuan maksudkan?” 
Lelaki itu menjawab: “Maksudku airnya apakah masih ada.”
Mereka menjawab: “Airnya tidak susut.” 
Lelaki itu berkata: “Air sungai itu disangsikan akan kering.”
Akhirnya lelaki seperti raksaksa itu berkata: “Kalau begitu ceritakan kepadaku tentang Nabi Al-Amin itu, apa yang dia buat?” 
Mereka menjawab: “Dia telah berhijrah dari Makkah ke Madinah.” Lelaki itu bertanya lagi: “Apakah dia diperangi oleh orang-orang Arab?” 
Mereka menjawab: “Ya, dia diperangi oleh orang-orang Arab.” 
Lelaki itu bertanya lagi: “Kalau begitu apa pula tindakan dia terhadap mereka?” 
Mereka ceritakan bahawa Rasulullah s.a.w telah mengembangkan dakwahnya dan sudah ramai pengikutnya.
Orang besar itu berkata lagi: “Memang begitulah, padahal mereka beruntung jika taat kepadanya.” Kata orang besar itu lagi: “Sekarang aku terangkan kepada kamu bahawa aku adalah Al-Masih Dajjal. Nanti aku akan diberi izin keluar, lalu aku pun akan menjelajah dunia ini. Dalam masa empat puluh malam sudah dapat aku jalani semua, kecuali Makkah dan Madinah yang aku tidak dapat memasukinya. Negeri Makkah dan Madinah dikawal oleh para Malaikat, maka aku tidak dapat menembusinya.”
Kata Tamim Al-Dariy lagi, “Rasulullah s.a.w menekankan tongkatnya di atas mimbar sambil berkata: “Inilah negeri yang tidak dapat dimasukinya itu, iaitu Madinah. Saudara-saudara sekalian apakah sudah aku sampaikan cerita ini kepada kamu?” 
Mereka menjawab: “Ya, sudah ya Rasulullah.” Rasulullah s.a.w berkata lagi: “Sememangnya hadis Tamim itu lebih meyakinkan saya lagi. Ceritanya itu bersesuaian dengan apa yang telah aku sampaikan kepada kamu sebelumnya, iaitu tentang Makkah dan Madinah yang dikatakan tidak dapat dimasuki Dajjal. Cuma dia ada mengatakan di lautan Syam atau di laut Yaman. Tidak, bahkan ia dari arah timur. Ia dari arah timur,” kata Rasulullah s.a.w sambil menunjuk ke arah timur.
(kitab sahih Muslim,hadith no 5235,m/s 178,juzuk 14,bab qissatul jassaasah.)

Rasulullah s.a.w telah menguatkan lagi bahwa Dajjal akan datang dari arah timur. Ada yang mengatakan bahwa Dajjal akan datang dari Khurasan atau Asfahan. Wallahu a’lam..


Tentang Sungai Tabarah
Sungai Tabarah yang disebutkan itulah yang kini dikenali sebagai Tasik Galilee (juga disebut laut). Keadaan 'paras air' di Tasik Galilee ini pun telah disebut-sebut pada zaman Rasulullah SAW jika diperkirakan dari hadits Tamim Ad-Dari ini.



Perhatikan pada ayat di bawah :
Lelaki itu berkata: “Air sungai itu disangsikan akan kering.”
Jelas sekali, Dajjal telah memberitahu kepada 'mereka' bahwa dia (Dajjal) bimbang paras air di Sungai Tabarah (Tasik Galilee) akan kering karena berdasarkan apa yang telah dijanjikan, Dajjal akan dibunuh oleh Isa Ibn Maryam (Nabi Isa as) yang akan turun setelah keringnya air di tasik itu.


Tasik Galilee kini sedang mengering dengan pantas. Sekiranya diperhitungkan keseluruhan fakta-fakta saintifik yang diperoleh, diperkirakan dengan petunjuk-petunjuk Nabi SAW meneruskan hadits-hadits Baginda, akan didapatkan bahwa semuanya akan lengkap dalam tempo 40-50 tahun lagi.


Sebelum kemunculan Imam Mahdi, akan terlebih dahulu munculnya Kelompok Panji Hitam Dari Timur. Ada banyak pendapat tentang siapa Kelompok pemegang Panji Hitam ini, namun informasi yang berhasil saya pilah ada satu pendapat dan analisis tentang kemunculan The Last Generation ini. Simaklah bagaimana kejadian dan kemunculannya yang sedikit banyaknya saya rangkum disini. 
"Kerajaan Islam di akhir zaman (Panji-panji Hitam Ufuk Timur) sebenarnya bukanlah sebuah kerajaan tetapi gabungan semua mujahidin dari sebelah Timur. Bukankah terdapat hadits yang mengatakan bahwa tidak ada satu pun kawasan yang tidak di injak-injak oleh Dajjal kecuali Makkah dan Madinah. Pahami betul-betul maksudnya. Tidak ada satu pun kerajaan Islam yang bertahan kecuali Arab Saudi, itu pun hanya Makkah dan Madinah saja manakala kawasan yang lain semua dijajah (dipengaruhi). Tidak ada lagi tentara Indonesia, Malaysia, Syria, Turki, Iran, Pakistan dan negara Islam yang lain. Semuanya musnah. Ketika itu, umat Islam akan berperang ala geriliya yang kemudiannya akan disatukan menjadi kesatuan pejuang atau prajurit-prajurit oleh Imam Mahdi.

Satu lagi hadits jika kamu melihat Panji Hitam, hendaklah pergi ke arahnya walau terpaksa merangkak sekalipun di atas pasir. Istilah yang digunakan 'merangkak' bukan 'berjalan'. Bukankah kawasan sebelah Timur dipisahkan dengan Tanah Arab (Timur Tengah) oleh gunung-gunung yang berpasir yang perlu didaki dengan merangkak? Tentera Panji Hitam Ufuk Timur adalah semua pejuang Islam sebelah Timur yang tahu dan peduli dengan hadits berkenaan Panji Hitam Ufuk Timur. Jika kita lihat pada Google Maps. Daerah Khurasan adalah sebuah kawasan pergunungan yang bersambung hingga ke banjaran Titiwangsa (Malaysia). Suatu waktu yang telah ditentukan, akan terjadi huru-hara di kemudian hari dan semua umat Islam yang beriman yang terdiri dari berbagai kaum dan dari berbagai negara akan menuju ke Khurasan (Afganistan) bergerak (berjalan) melalui kawasan pergunungan ini.

Imam Mahdi akan memimpin gabungan mujahideen ini keluar dari pergunungan Khurasan menuju ke Masjid al Aqsa, di Palestin. (setelah menawan beberapa kawasan seperti yang dinyatakan dalam Al-Quran).
Yang memisahkan Timur Tengah dan Nusantara adalah Pusaran Pamir yang membentuk jajaran pegunungan dan pergunungan di Tibet, China, India, Afghanistan, Russia, Pakistan yang mana pada saat pegunungan Titiwangsa terbentuk lebih kurang 350 juta tahun yang lalu. Berdasarkan kenyataan oleh ahli geologi, dimana pegunungan Titiwangsa adalah hasil dari pembentukan Gunung Lipat Tua, jauh lebih tua dari Pegunungan Alps, Pegunungan Andes yang terbentuk kira-kira 25 juta tahun dahulu.

Dan apabila Rasulullah SAW menyeru akan setiap manusia supaya menjadi tentara Panji Hitam dari Khurasan itu untuk berbai’ah walaupun terpaksa merangkak diatas pasir, menandakan seruan itu adalah untuk seluruh mukmin didunia. Ia juga menandakan bahawa masih terdapat mukmin yang tinggal terpisah dari pergunungan Khurasan itu.

Maka apa yang perlu kita lakukan adalah bergabung dgn mereka lalu membentuk kesatuan pasukan Khalifah Islam yang lebih luas dibawah pimpinan Imam Mahdi. Tentang mengapa Khurasan menjadi 'pusat' (pertemuan) adalah kerana umat Islam di sana masih kuat mengamalkan sunnah dan Allah mengekalkan populasi mereka sehingga keakhir zaman (meskipun dilanda peperangan) sebagai barisan hadapan dan seluruh dunia Islam akan bergabung bersama mereka. Memandang Nusantara adalah kawasan yang hampir dekat dengan mereka (Timur Tengah), maka kita berpeluang untuk tiba lebih awal."

(Tentang The Last Generation Amry ini disila melihat link berikut ---> http://aku-macjay.blogspot.com/2011/04/general-mahdi-and-last-generation-army.html. 

Kemudian saat Dajjal menisbahkan dirinya sebagai Tuhan, ini disebut sebagai The Grand Parade, yaitu satu arak-arakan raksasa yang dilakukan oleh Dajjal The False Messiah untuk mengisytiharkan dirinya sebagai Tuhan. Allah SWT mencatatkan kisah Ashabul Kahfi yang peristiwanya persis arak-arakan raksasa yang dilakukan oleh Dajjal. Maklumat ini terdapat di dalam satu kitab lama tulisan Almarhum Sheikh Uthman Jalaludin bertajuk "Alamat Kiamat" terjemahan dari kitab Arab beliau berjudul Ad-Durrah an-Nafi'ah fi Asyrath as-Sa'ah. Perhimpunan ini dikatakan oleh Sheikh Jalaluddin bahwa pengikut Dajjal akan menyongsong kedatangannya dengan memukul-mukul gendang di dalam satu perarakan yang besar. Inilah gambaran sebuah perhimpunan agung yang disusun dan diatur dengan teliti oleh Dajjal.

Tindakan Dajjal mengumpulkan seluruh manusia di dalam satu perhimpunan raksasa dan mengisytiharkan dirinya sebagai Tuhan menyamai insiden majelis perhimpunan Raja Diqyanus yang zalim dan bongkak. Dua peritiwa yang berlaku dengan jarak tahun yang amat jauh tetapi mempunyai persamaan yang nyata.
Perhatikan hadits di bawah ini. Ia seperti menceritakan mengenai insiden ini. Manusia seolah-olah terpukau dan mau menyertai perhimpunan yang dipelopori oleh Dajjal ;
"Tempat berhentinya (berkumpulnya) Dajjal di tanah berair. Kaum yang paling banyak menyertainya adalah wanita sehingga seorang lelaki kembali kepada isterinya, ibunya,  anak perempuannya dan ibu saudaranya, lalu mereka mengikat mereka dengan tali kerana takut mereka akan keluar mengikuti Dajjal..." (Riwayat Ahmad dari ahmad bin Abdul Malik)
Inilah puncaknya Dajjal yang mau menipu manusia. Puncak dari fitnah ini juga menyamai Namrud dan Firaun yang mengisytiharkan diri mereka sebagai Tuhan di hadapan manusia di dalam perhimpunan besar dan perdana.

Hadits dari Ummu Syarik, berkata :
Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda; "Sungguh manusia akan berlari dari dajjal ke gunung-gunung." (Riwayat Imam Muslim dari Ummu Syarik)
Inilah peristiwa yang amat penting untuk diungkapkan menjelang kedatangan Dajjal dan kita temui semua persamaan ini di dalam Surah al-Kahfi ayat 9 ~ 16.


Untuk Penjelasan lebih lengkap Hari dimana pengisytiharan Dajjal, sila lihat link ini ---> http://aku-macjay.blogspot.com/2011/06/hari-pengisytiharan-dajjal-sebagai.html

Jarak kemunculan di antara Panji Hitam dan Imam mahdi adalah 72 bulan. Nu'aim bin Hammad meriwayatkan dengan sanad dari Muhammad bin Hanafiah dia berkata ;

"Akan muncul bendera hitam milik Bani Abbas kemudian akan muncul dari Khurasan bendera lain yang berwarna hitam,tutup kepala mereka hitam dan pakaian mereka putih..."hingga beliau berkata "Jarak antara kemunculannya dengan diserahkannya urusan kepada Al-Mahdi adalah 72 bulan."
Ini bermakna, apabila "Panji Hitam" benar-benar memperlihatkan 'diri'nya, maka umat Islam hanya ada waktu 72 bulan saja sebelum menyaksikan zahirnya / munculnya Imam Mahdi yang ditunggu-tunggu. Kemunculan Imam Mahdi bakal disusul dengan kemunculan Dajjal sebelum turunnya Nabi Isa as sebagai One Man To Unite Them All.


"Lindungilah, dan hindarkan kami dari Fitnah Dajjal Ya Rabb. Sungguh Rahmat dan kasih-Mu yang kami damba. Kumpulkan kami bersama orang-orang Sholeh dan matikan kami dalam keadaan berIman (Muslim)." 



Yaumul Jumu'ah, 8 Ramadhan 1433 H


Kamis, 26 Juli 2012

Gak PD Meraih Mimpi? Awas, nanti dikira maling!

Di sela-sela kesibukan mengolah data skripsi. Pada menit ini mencoba untuk sedikit berbagi kisah.
Mudah-mudahan menjadi sedikit inspirasi dan masukan bagi saya pribadi juga sebenarnya..

Malam kelima Ramadhan kemarin seperti biasa setelah selesai tarawih. Saya mampir sejenak ke kosan tetangga (lebih tepatnya sahabat saya Sari Liyana Zahira-->nama palsu alias disamarkan*__*..hee)
Setelah bertukar makanan dan pikiran (curhat kali..), waktu memang sudah agak malam, menunjukkan pukul 21.20 WIB, barulah saya beranjak pulang ke rumah yang jaraknya kurang lebih 5 meter alias masih dalam lingkup bedeng yang sama. 
Karena memang sudah malam dan busana saya yang masih dibalut mukenah warna gelap, secara tak sadar memunculkan gerak-gerik mengendap-endap seperti maling (padahal mau masuk kosan sendiri lho), tindakan saya ini spontan saja, karena merasa malu jika terlihat baru masuk rumah malam hari walaupun dari rumah tetangga sendiri yang deketnya kayak jarak ruang tamu ke dapur skala bedeng.
Awalnya saya pikir aman dan jarang ada yang lewat jam segini. Dengan gaya mengendap-endap yang sama, saya pun melangkah sedikit berlari. Saat sudah di depan kosan, saya pikir aman, tak ada tanda-tanda manusia atau kudo boy(itu lho, si guguk) sekalipun lewat. 
Eh, pas mau buka gembok..."breeem",,,dari arah belakang ada motor lewat, spontan saja diri saya yang kaget (kayak maling) langsung jongkok seolah-olah sembunyi dibalik semak-semak.
Saya kurang jelas apakah si pengendara motor tadi melihat saya atau tidak. Tapi yang jelas ia sudah berlalu melewati kosan saya. Cepat-cepat saya membuka gembok, yang agak sulit kali ini dibuka (disaat genting seperti ini-___-').. Suara motor yang agak gaduh tadi tiba-tiba pun berhenti, saya terdiam. Rasa curiga sudah membanjiri dalam benak dan pikiran. JANGAN-JANGAN....WAAAAA..TIDAAAK(dalem hati aja histerisnya).. Muncullah kepala orang tadi dibalik kosan saya. Saya Panik, Dia Panik, Kita berdua PANIK!!(Biar lebay)..Karena KAGEET bukan kepalang, kami sempat beradu pandang, namun cepat-cepat saya alihkan ke pintu kamar saya dengan tampang serius seseriusnya (@__@))..
dan apa yang orang itu katakan kemudian "Oh....(pelan)" lalu berlalu meninggalkan segera dengan motornya.
Ternyata benar dalam benak saya, pemuda tadi mengira saya adalah maling yang berpakaian menyerupai ninja. hiks,hiks..(resiko wajah buronan kali.hehe)

Lantas setelah tenang dan masuk kosan dengan berhasil (setelah itu tiba-tiba gembok terbuka dengan mudahnya). Saya berpikir, seperti kejadian yang sudah IA rencanakan untuk dicerna hikmahnya. Ya, setidaknya ada beberapa hal yang bisa saya petik agar tak gugur dahulu seperti daun.

Pertama, sedekat apapun jarak kosan, akhwat alias perempuan itu, jangan pernah pulang sendirian apalagi kemaleman (tentang keadaan darurat alias genting, silahkan liat sikonnya). Bukan apa-apa, ntar disangka maling kayak saya. Untung gak sempet teriak tuh orang..kalo teriak, kan berabe..

Kedua, nyangkutnya justru kepada kepercayaan diri (kalo untuk kasus saya tadi, mengendap-endap seperti maling, padahal balik kerumah sendiri). 
Gini lho, sering kali dalam hidup. Kita sudah yakin akan sesuatu hal, bahkan hal (red: impian) itu sudah begitu dekat dengan kita, tinggal melangkah 1 step kedepan, namun ia tertinggal jauh karena kita berbalik arah. Ibarat dipersilahkan mengambil pulpen diatas meja, yang kita sudah melihat, sudah tahu ada diatas meja dan tinggal diambil saja. Namun kita tentu masih banyak berpikir pulpen ini punya siapa, siapa saya kalo saya mengambilnya? kira-kira berapa harganya kalo dijual? manfaat gak sih buat saya? ada isinya gak ya? Dan banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang kita lontarkan. Dan pertanyaan ini terus bergulir di benak kita, hingga pulpen yang tinggal diambil tadi urung diambil lantaran sikap keragu-raguan dan pembatasan diri pada sesuatu yang baru. oke lah jika si pulpen tadi berada di atas meja orang lain dan kita benar-benar tidak tahu siapa pemiliknya. Namun sering kali pulpen itu justru berada di atas meja kita sendiri yang kita tahu bahwa kita lah pemiliknya. Setelah dibatasi rasa awas maka kita pun akan bertanya asas kebermanfaatannya, ya namanya juga pulpen, ya untuk menulis, menggambar, dll. Manfaatnya sudah jelas dan pasti, tetapi belenggu pertanyaan yang melingkupi diri menjadikan seolah-olah pulpen tersebut tak ada gunanya sama sekali. Tentang ada isinya atau tidak, kita hanya dipersilahkan mengambil pulpen bukan? bukan mengambil isi. Jika pun tak berisi, maka kita lah yang mengisinya. Pulpen mana bisa mengisi dirinya sendiri..hehe
Tentang kapan ia harus digunakan, ya kita juga yang menentukan, untuk apa dan seberapa sering menggunakan pulpen itu yang saya sebut dengan "bakat", "mimpi", dan "harapan".

Dalam hidup dan berkarya, kita sering kali kalah pada statement-statement yang kita lontarkan sendiri. Ketika hendak mendekati kesuksesan, kita justru mundur jauh dan berbalik arah, karena tidak percaya diri, dan mungkin parahnya, tidak percaya Allah, Tuhan Yang Maha Berkehendak. Kita sering kali mempunyai rasa keseriusan yang mendalam namun terhenti dalam aksi. Saat hendak melakukan dan mencoba hal-hal yang baru. Maka mindset kita telah lebih dulu menyetting kegagalan sebagai prioritas utama. "sepertinya saya akan gagal" atau " sepertinya ini tak akan berjalan sukses dan sesuai rencana". Begitu banyak ketakutan-ketakutan dalam diri yang membuat segalanya hanya menajadi mimpi yang terucapkan namun tak pernah terlaksanakan. Seyogyanya dalam sebuah proses menuju mimpi pastilah ada sebuah kejatuhan yang membuat kita jauh berlipat lebih kuat dan lebih sabar dalam menjalani hidup. 

Tentang makna sukses, sering kali kita menilai orang-orang yang sudah sukses diluar sana dengan kesuksesannya saat ini tanpa pernah melihat bagaimana prosesnya dan dahulunya mereka seperti apa. Oleh karena itu saya sangat suka membaca biografi dan proses keberhasilan seseorang, dari proses saya banyak belajar bagaimana menjadi kuat, dengan proses kita dituntut untuk menjadi lebih sabar dan tidak egois. Melalui proses, dengan sendirinya kita terbentuk menjadi pribadi berkarakter dan lebih bijak memandang masa depan. 

Seperti perkataannya babeh Jamil Azzaini dalam bukunya Makelar Rezeki, yaitu "Jika masa depan bukan misteri, hidup akan menjadi mudah. Jika hidupmu sangat mudah, kau tak akan bernilai tinggi." Maka untuk menjadi seseorang yang luar biasa, pengorbanan dan letih yang didapat pun juga luar biasa. Untuk memiliki kesabaran yang mumpuni maka terlebih dahulu harus diuji dengan kesabaran berlipat pula.
Maka, bersyukurlah orang-orang yang hidupnya tertempa dan ditempa dengan keras, dengan keringat dan air mata. Kelak ia akan terlahir sebagai pribadi yang murah senyum pada lingkungan dan alamnya. Ia akan menjadi pribadi yang peduli pada kesulitan orang lain. Karena lelah dan letihnya telah ia bayarkan pada janji Tuhannya. 

Ia tak malu dan tak segan saat dipersilahkan, wong sudah dipersilahkan toh, ya silahkan diambil asas manfaat sebaik-baiknya. Sama halnya jika ada sahabat lama yang sangat kita sayangi ingin berkunjung kerumah, lalu dengan senang hati kita membuatkannya kue paling enak kesukaannya. Namun saat dirumah kita, sahabat kita tersebut justru tak ingin memakannya(menolak) dan lebih memilih kue yang dijajah diluar rumah. Bagaimana perasaanmu? tentu sakit, tak nyaman, tak enak, dan sedikit kapok bukan? Nah, begitulah dengan kita. Jika Allah ternyata telah membukakan jalan kebaikan bagi kita, dan ternyata kita yang enggan atau justru menolak mentah-mentah. Maka jangan salahkan jika suatu saat kita akan menghadapi kesulitan yang sama atau lebih sulit dari sebelumnya dalam menggapai cita-cita yang berMuara Rahmat-Nya.

Disinilah kita kemudian dintuntut untuk mengambil sikap optimis dan percaya diri. Konon juga dikisahkan tentang 2 orang sales sepatu di pedalaman. Mereka suatu hari ditugaskan pimpinannya untuk menjajahkan dan survey penjualan sepatu ke daerah pedalaman Afrika. Orang pertama melihat penduduknya tak ada yang memakai sepatu, jangankan sepatu, baju pun seadanya, ia kemudian menjadi pesimis dan pulang dengan menggerutu. Sedangkan orang kedua, dengan optimisnya ia melihat peluang. Dengan bersemangat ia ceritakan kepada pimpinannya bahwa lokasi yang ia kunjungi adalah lokasi yang sangat prospek dan menjanjikan untuk usaha perusahaan sepatu mereka, karena memang belum ada yang memakai sepatu. Walhasil, si orang pertama tadi mendapatkan teguran sedangkan orang kedua mendapat apresiasi atas semangat dan kegigihannya. Beginilah beda seseorang yang memandang segala sesuatunya dengan Pesimis, maka hanya kepayahan dan keluhan yang ia dapatkan. Namun berbeda jauh dengan orang yang berpandangan Optimis, maka setiap masalah yang ia lihat bukan menjadikan penghalang tetapi menjadi sebuah Peluang.

Dan melihat kasus saya tadi yang takut-takut padahal masuk rumah sendiri, sebaiknya PD aja, gak usah ngendep-ngendep kayak maling.he..
Saya ambil hikmahnya menjadi yang Ketiga, yaitu tanamkan prinsip Saatnya Kebaikan Merajalela!(ini seperti jargonnya Nadwah Unsri ya) Kita terlalu sering pesimis pada setiap kebaikan yang kita bawa. Zaman kita sudah dipenuhi dengan berbaliknya persepsi dan pemikiran. Berjudi, merampok, mencuri, bermaksiat, korupsi seakan sudah menjadi hal yang biasa dan lumrah. Namun saat hendak mengaji di tempat umum, berbuat baik, bersedekah, maka akan menjadi sesuatu hal yang aneh dan sangat langka. Ala bisa karena biasa. Jika ada yang mengatakan sok alim lu, atau riya', pamrih, dll, jangan jadikan alat untuk berhenti berbuat baik. Masala ikhlas, riya', pamrih, itu masalah hati dan pertanggungjawaban kita kepada Allah. Jika kita lebih mementingkan pandangan manusia ketimbangan pandangan-Nya, maka berhati-hatilah pada bahaya ingin senantiasa dipuji. Memang benar pepatah mengatakan "anjing menggonggong, kafilah berlalu". Masalah amal, adalah urusan setiap individu dengan Tuhannya. Bukan kawan, keluarga apalagi harta yang menemani mudiknya kita ke kampung akhirat. Melainkan amalan-amalan kita selama di dunia. Buruk rupa kah atau Jelita rupanya, tergantung amalan kita semasa di Dunia. 

And the Last, tersenyumlah. Waktu itu saya sempat melupakan senjata ampuh saya yaitu tersenyum. Tapi dalam kasus ini senyumnya jangan di salah guna ya. Senyum itu banyak arti, bisa jadi senyum bahagia, sinis, malu, terpaksa. Yang jelas kalau saat itu saya tersenyum akan menjadi senyuman miris, malu abis sampai hati teriris-iris.hee.. Nah saat menyadari hikmah, maka baru bisa tersenyum bahagia, senyuman lega, senyum syukur dan tentram. Dalam kondisi real, setidaknya tersenyumlah untuk dirimu sendiri, hargai satu langkah kebaikan (kesuksesan) yang telah kau lakukan hari ini. Tersenyum juga untuk orang-orang yang kau cintai dengan jiwamu yang tulus. Membahagiakan orang lain maka kau pun akan lebih berbahagia. Karena energi positif yang mereka keluarkan tertangkap alam dan dikembalikan padamu berlipat-lipat banyaknya. So, solusi konkretnya, "Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturahim."

Baiklah, demikian petikan hikmah yang dapat saya ambil atas kejadian yang lumayan membuat malu di malam kelima Ramadhan.. Semoga menginspirasi dan bernilai kebaikan.... Sukses, Semangat, Bisa!:D





Kamis, 6 Ramadhan 1433 H
22.00 WIB


Jumat, 20 Juli 2012

Menyikapi Perbedaan (Tentang puasaku kali ini yang lebih awal)

Tahun ini aku kembali merasakan suasana puasa yang berbeda. Jika pada tahun sebelumnya hari pertama puasa yang aku jalani bersamaan. Namun kali ini aku harus puasa sendirian lebih awal. Pada tahun 2011 kemarin memang tidak ada perbedaan dalam penetapan tanggal puasa, namun tahun-tahun sebelumnya sering terjadi perbedaan penetapan tanggal. Tapi puasa yang lebih awal itu aku lakonkan bersama keluarga tercinta dirumah. Tahun ini benar-benar sibuk penelitian, jadi belum mengizinkanku pulang barang sebentar.

Latar belakang dari didikan dan pemahaman keluarga inti yang taat pada keputusan Kepala Rumah tangga, Ayah, yang tergabung dalam organisasi Muhammadiyah, didukung ayah sebagai sekretaris Muhammadiyah daerah, membuatku sedikit banyak sering berbagi ilmu dan pemahaman dengan Beliau sehingga terdapat sedikit pemahaman tentang dua metode penetapan tanggal awal Ramadhan ini. Seyogyanya tentang dua cara ini pun tak patut untuk diperdebatkan, karena memang sudah ada dalil yang jelas dan mempunyai nasabnya tersendiri. Dari sekian banyak ijtihad ulama, memang tak ada yang menjadikan hal ini sebagai masalah. Namun yang banyak terbaca adalah pada keputusan akhir pemerintah dan ketaatan dari pelakunya.

Mengenai hal ini lebih lanjut, saya pun tak ingin menjadikan hal yang berbeda ini sebagai perdebatan panjang. Pledoi saya lebih suka dengan kalimat, "Innamal mu'minuna ikhwah" daripada berbantah-bantahan terhadap sesuatu yang sudah sama-sama dipahami nasabnya.

Tentang prinsip yang dianut oleh persyarikatan ini sendiri adalah dengan mengikuti perkembangan zaman kemajuan sains dan teknologi yang menyelaraskan dengan hukum-hukum Islam. Ini dikenal sebagai tarjih dan pemikiran. Apalagi tentang masalah penetapan awal Ramadhan dan Syawal, para ahli hisab yang tergabung dalam Majelsi Tarjih dan Tajdid memberikan pendapatnya dan dituangkan dalam surat keputusan pimpinan pusat Muhammadiyah.

Hukum yang ditetapkan berangkat dari dalil Al Qur'an dan As sunah Shahihah dan dari acuan pokok tersebut dikembangkan berdasarkan kaedah Ushul Fiqh. Yaitu menggunakan sistem hisab hakikiwujudul hil, artinya memperhitungkan adanya hilal pada saat matahari terbenam dan dengan dasar Al Qur'an Surah Yunus ayat 5 yang artinya:
"Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang Mengetahui."

Dan hadist Nabi tentang ru'yah riwayat Bukhari dan Muslim,
"Berpuasalah kalian apabila melihat hilal(bulan) dan berbukalah(idul fitri) karena melihat hilal pula, jika bulan terhalang oleh awan terhadapmu, maka genapkanlah bilangan bulan Sya'ban tiga puluh hari."

Memahami hadist tersebut secara taabudi atau gairu ma'qul ma'na / tidak dapat dirasionalkan, yaitu tidak dapat diperluas dan dikembangkan sehingga ru'yah hanya dengan mata telanjang tidak boleh memakai kacamata dan teropong dan alat-alat lainnya, hal ini terasa kaku dan sulit direalisasikan. Apalagi daerah tropis yang selalu berawan ketika sore menjelang maghrib, bulan dan matahari pun tak kelihatan sehingga ru'yah gagal.

Hadist tersebut kalau diartikan dengan Ta'qul ma'na dapat dirasionalkan maka ru'yah dapat diperluas, dikembangkan melihat bulan tidak terbatas hanya dengan mata telanjang tetapi termasuk semua sarana alat ilmu pengetahuan, astronomi, hisab dan sebagainya. Sebaliknya dengan memahami bahwa hadist ru'yah itu ta'aquli ma'na maka hadist tersebut akan terjaga dan terjamin relevansinya sampai hari ini, bahkan sampai akhir zaman. Berlainan dengan masalah ibadah sepeti shalat Hari Raya, tidak dapat dirasionalkan apalagi dikompromikan karena ketentuan tersebut sudah baku dari sunnah Rasulullah SAW. Tetapi kalau menuju ke arah ibadah itu diijtihadi, misalnya berangkat haji ke Mekkah silahkan dengan transportasi modern tetapi kalau pelaksanaan hajinya sudah termasuk ibadah harus sesuai dengan As sunnah. Dengan pemahaman semacam ini hukum Islam akan tetap tampil untuk menjawab "tantangan" zaman yang terus bergulir kedepan.

Jika spirit Qur’an adalah hisab mengapa Rasulullah Saw menggunakan rukyat? Menurut Rasyid Ridha dan Mustafa Az Zarqa, perintah melakukan rukyat adalah perintah ber-ilat (beralasan). Ilat perintah rukyat adalah karena ummat zaman Nabi saw adalah ummat yang ummi, tidak kenal baca tulis dan tidak memungkinkan melakukan hisab. 
Ini ditegaskan oleh Rasulullah Saw dalam hadits riwayat Al Bukhari dan Muslim,
“Sesungguhnya kami adalah umat yang ummi; kami tidak bisa menulis dan tidak bisa melakukan hisab. Bulan itu adalah demikian-demikian. Yakni kadang-kadang dua puluh sembilan hari dan kadang-kadang tiga puluh hari”

Dalam kaidah fiqhiyah, hukum berlaku menurut ada atau tidak adanya ilat. Jika ada ilat, yaitu kondisi ummi sehingga tidak ada yang dapat melakukan hisab, maka berlaku perintah rukyat. Sedangkan jika ilat tidak ada (sudah ada ahli hisab), maka perintah rukyat tidak berlaku lagi. Yusuf Al Qaradawi menyebut bahwa rukyat bukan tujuan pada dirinya, melainkan hanyalah sarana. Muhammad Syakir, ahli hadits dari Mesir yang oleh Al Qaradawi disebut seorang salafi murni, menegaskan bahwa menggunakan hisab untuk menentukan bulan Qamariah adalah wajib dalam semua keadaan, kecuali di tempat di mana tidak ada orang mengetahui hisab.

Dengan rukyat umat Islam tidak bisa membuat kalender. Rukyat tidak dapat meramal tanggal jauh ke depan karena tanggal baru bisa diketahui pada H-1. Dr.Nidhal Guessoum menyebut suatu ironi besar bahwa umat Islam hingga kini tidak mempunyai sistem penanggalan terpadu yang jelas. Padahal 6000 tahun lampau di kalangan bangsa Sumeria telah terdapat suatu sistem kalender yang terstruktur dengan baik.

Rukyat tidak dapat menyatukan awal bulan Islam secara global. Sebaliknya, rukyat memaksa umat Islam berbeda memulai awal bulan Qamariah, termasuk bulan-bulan ibadah. Hal ini karena rukyat pada visibilitas pertama tidak mengcover seluruh muka bumi. Pada hari yang sama ada muka bumi yang dapat merukyat tetapi ada muka bumi lain yang tidak dapat merukyat.  Kawasan bumi di atas lintang utara 60 derajad dan di bawah lintang selatan 60 derajad adalah kawasan tidak normal, di mana tidak dapat melihat hilal untuk beberapa waktu lamanya atau terlambat dapat melihatnya, yaitu ketika bulan telah besar. Apalagi kawasan lingkaran artik dan lingkaran antartika yang siang pada musim panas melabihi 24jam dan malam pada musim dingin melebihi 24 jam.

Kemudian jangkauan rukyat terbatas, dimana hanya bisa diberlakukan ke arah timur sejauh 10 jam. Orang di sebelah timur tidak mungkin menunggu rukyat di kawasan sebelah barat yang jaraknya lebih dari 10 jam. Akibatnya, rukyat fisik tidak dapat menyatukan awal bulan Qamariah di seluruh dunia karena keterbatasan jangkauannya. Memang, ulama zaman tengah menyatakan bahwa apabila terjadi rukyat di suatu tempat maka rukyat itu berlaku untuk seluruh muka bumi. Namun, jelas pandangan ini bertentangan dengan fakta astronomis, di zaman sekarang saat ilmu astronomi telah mengalami kemajuan pesat jelas pendapat semacam ini tidak dapat dipertahankan.

Temu pakar II untuk Pengkajian Perumusan Kalender Islam (Ijtima’ al Khubara’ as Sani li Dirasat Wad at Taqwimal Islami) tahun 2008 di Maroko dalam kesimpulan dan rekomendasi (at Taqrir al Khittami wa at Tausyiyah) menyebutkan: “Masalah penggunaan hisab: para peserta telah menyepakati bahwa pemecahan problematika penetapan bulan Qamariah di kalangan umat Islam tidak mungkin dilakukan kecuali berdasarkan penerimaan terhadap hisab dalam menetapkan awal bulan Qamariah, seperti halnya penggunaan hisab untuk menentukan waktu-waktu shalat”.

Dengan demikian begitulah sedikit banyaknya penjelasan dalam penentuan awal bulan memakai sistem hisab berdasarkan wujudul hilal. Andai kata ketentuan hisab berbeda dengan pengumuman pemerintah, apakah melanggar ketentuan pemerintah? atau melanggar Al qur'an surah Annisa ayat 59 "Athiullah wa athi'u ar rasul wa ulil amriminkum"
Tidaklah demikian sesungguhnya, keputusan ini tidak melanggar ketentuan pemerintah dalam soal ketaatan beragama, sebab pemerintah membuat pengumuman bahwa Hari Raya tanggal sekian dan bagi ummat Islam yang merayakan hari raya berbeda berdasarkan keyakinnanya, maka dipersilahkan dengan sama-sama menghormatinya. Jadi pemerintah sendiri sudah menyadari dan mengakomodir perbedaan tersebut. Dalam tiga kitab termasuk kitab Riwayat Tarbawi bahwa adanya ketentuan dengan hisab ini dipersilahkan jika yakin pada ilmu yang telah ditetapkan untuk pribadi dan keyakinannya, namun tidak untuk pelaksanaan umum yang diserahkan pada keputusan pemerintah.

Seyogyanya perbedaan ini pun tidak untuk menjadikan diri menjadi lebih arogan dan melupakan masalah yang lebih substansial. Sekarang dalam bulan ini, meriahnya Ramadhan dengan menegakkan kebaikan dan memerangi kemungkaran adalah lebih utama. Masih banyak masyarakat bahkan keluarga kita yang belum paham terhadap indahnya kehadiran bulan Mulia ini, sehingga menjalaninya dengan sekenanya saja atau bahkan tidak punya rasa takut sedikitpun untuk berbuka sebelum waktunya.

Semoga kita semua adalah golongan orang-orang yang kelak mendapat Rahmat-Nya. Bersaudara dan Menegakkan kalimatullah walau dalam berbagai perbedaan dan golongannya. Jalannya bisa jadi berbeda-beda, tapi tujuan dan prinsip tetap Allah dan Rasul sebagai yang Utama. 
Wallahu'alam..




Yaumul Jumu'ah, 20 Juli 2012

Minggu, 15 Juli 2012

Pemuda dan Kepemimpinan. Change Now or Lose!




Ketika kita membahas mengenai karakter pemuda. Maka yang terlintas adalah segala macam dinamika yang terjadi di dunia kepemudaan, yakni pemuda sebagai pelajar juga mengenai pergerakan pemuda dalam dinamika organisasi. Pemuda memang hal paling pokok dalam pembangunan Bangsa. Setelah terdidik secara formal dan informal dalam masa kanak-kanaknya, ia kini dituntut untuk aktif dalam menyumbangkan ide dan pemikirannya demi membangun bangsa dan negara menjadi lebih baik ke depan. Ya, ini merupakan PR dan tugas pemuda untuk memperbaiki dan membangun segala aspek yang dapat menjadi asas kemakmuran rakyatnya. Walaupun tidak hanya mereka yang dituntut, tetapi peran dan dukungan fisik, moral, spiritual dari orang tua adalah hal penting yang akan menjadi langkah awal dalam menghidupkan obor perjuangan demi estafet kepemimpinan selanjutnya.
Dalam peranannya sebagai kelompok masa yang sangat diharapkan dan  menjadi tumpuan suatu bangsa. Pemuda dinilai sebagai aspek yang harus senantiasa berusaha memperbaiki diri dalam usaha  mengembangkan softskillnya di lingkup masyarakat. Walau tak menutup kemungkinan bahwa saat ini masih ada pemuda-pemuda yang masih bersikap apatis dan kurang peduli terhadap lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Lantas kemudian kita tak dapat hanya menyalahkan salah satu sosok atau pribadi, karena hal ini adalah tanggung jawab kita bersama. Banyak yang justru tak mengerti tentang apa yang terjadi dalam masyarakatnya kini, atau bahkan ada yang tahu lebih banyak, tetapi cenderung untuk memilih bersikap apatis dengan kondisi yang ada.
Kondisi pemuda masa kini pun telah mengalami kemajuannya, walau dirasa mulai banyak pengunduran makna dalm hal pemaknaan kehidupan bermasyarakat. Fashion, life style yang berlebihan kini lebih menjadi tumpuan karakter pemuda saat ini. Walau tak sedikit juga yang memberikan waktunya untuk senantiasa melakukan kebaikan dan pengembangan diri demi perbaikan kondisi bangsa yang sedang carut marut saat ini.
Pemuda masa kini telah banyak beralih fungsi walau banyak tipe. Tapi yang jelas tertangkap, perbedaan tipe dan pemikiran ini membuat karakter pemuda semakin kaya dan dinamis. Karakter yang dihiasi dengan macam-macam  ideologinya. Ada pemuda yang cenderung menagbdikan diri untuk Negara dengan ilmunya, ada yang dengan prinsip dan berbagai macam dinamika pergerakannya. Namun banyak pula saat ini yang menarik dirinya untuk menggiatkan dan membantu perekonomian Negara dengan mendirikan wirausaha-wirausaha yang kemudian dimanfaatkannya untuk kebermanfaatan khalayak banyak.
Saat berbicara pemuda, maka kita tak jauh dari pembicaraan mengenai sosok pengganti dan penerus bangsa kedepan. Sosok yang akan melanjutkan kepemimpinan bangsa dan akan menjadi pemimpin-pemimpin Negara nantinya. Begitu tertarik dengan tema kepemimpinan dan pemimpin ini kemudian mendorong banyak kalangan untuk membahas sisi ini secara maknawi.

Defenisi Pemimpin
Sebelum membahas defenisi dari pemimpin itu sendiri, saya ingin menjabarkan apa sih sebenarnya pengertian dari kepemimpinan itu sendiri? Karena seorang pemimpin juga harus tahu basic atau dasar dari pernyataan “Mengapa kita perlu mempelajarai Kepemimpinan?”.
Pertama, kepemimpinan adalah urusan setiap orang. Pernyataan yang diungkapkan oleh Kouzes dan Posner ini meletakkan kepemimpinan bukanlah sebagai urusan orang-orang yang memiliki posisi tertentu saja, tetapi juga urusan setiap orang – dan tentunya urusan kita semua. Kedua, “Why do we not have better leadership?”, mengapa kita tidak memiliki sikap kepemimpinan yang lebih baik? Tersirat rasa haus akan kepemimpinan yang lebih baik dalam pernyataan yang diungkapkan oleh Gardner diatas. Guratan kata-kata ini sebenarnya yang termunculkan dalam benak seseorang ketika ia ingin menjadi lebih baik, oleh karena itu sangat patut dan penting jika kepemimpinan ini terus dipelajari dan diterapkan maknanya secara mendalam di kehidupan sehari-hari. Seperti pernyataan dari Vince Lombardi bahwa “Semakin keras Anda bekerja, semakin sulit Anda menyerah.”
Kepemimpinan atau sangat dikenal dengan leadership merupakan suatu keahlian yang harus dikuasai oleh para pemimpin dan manajer. Kini, leadership ternyata tidak lagi dipandang sebagai suatu keahlian saja, tetapi juga sebagai suatu karakter atau sifat yang wajib dimiliki oleh para pemimpin sejati.
Kepemimpinan tidak dihubungkan dengan posisi atau jabatan tertentu, tetapi dihubungkan dan melekat pada kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain. “Kepemimpinan adalah suatu proses untuk memepengaruhi sebuah kelompok yang terorganisir untuk mencapai tujuan-tujuan mereka,” demikian Hughes et al memperkuat defenisi kepemimpinan yang dinyatakan oleh Maxwell, bahwa kepemimpinan adalah pengaruh.
Setelah mengerti mengenai defenisi dari kepemimpinan itu sendiri, kini kita bisa melihat dimana sebenarnya posisi dari seorang pemimpin itu sendiri. Pemimpin merupakan instrumen utama yang dimiliki oleh suatu organisasi untuk menyampaikan impiannya, menunjukkan ke arah keberhasilan mereka, dan membantu orang agar bisa bekerja sama secara efektif untuk menciptakan  masa depan yang lebih cerah. Oleh karena itu, bagi seorang pemimpin sejati, membuat bukti adalah persyaratan, bukan sekedar visi atau tujuan.
Beginikah Karakter Pemimpin itu?
Pemimpin mempengaruhi kehidupan seseorang baik di masa ini maupun di masa mendatang. Banyak hal yang harus diperhatikan ketika kita menyebutnya sebagai seorang pemimpin. Diperlukan penilaian khusus dalam menilai kepemimpinan seseorang. Kepemimpinan yang baik akan memberikan nilai plus bagi mereka yang dipimpinnya, seoerti sosok Gandhi, Napoleon, Soekarno dan para pemimpin besar lainnya, yang menjadi batu penjuru terhadap keberhasilan ataupun kegagalan atas keputusan yang diambil dalam suatu organisasi yang dipimpin atau dalam suatu lingkup kepemimpinan.
Atau tidak usah jauh-jauh, cukup melihat sosok seorang yang paling mulia keberadaannya di muka bumi, yaitu Muhammad SAW, maka kita sudah dapat menentukan sikap pemimpin sejati. Ia juga adalah seorang pemuda yang berniaga sejak usahanya masih sangat muda. Perjuangannya sebagai seorang pemimpin ummatnya dan perjuangannya yang luar biasa mengantarkan pengikut-pengikutnya kedalam keadaan yang gelap menjadi terang, disini Ia pandai mempengaruhi masa depan ummatnya menjadi lebih baik dan terarah. Tentunya bisa dikatakan sebagai perjuangan yang luar biasa karena begitu masivenya hal-hal kebaikan yang ia bawa, dibuktikan dengan di sebutkan dalam sebuah buku fenomenal bahwa Muhammad SAW merupakan orang yang memberikan pengaruh (red:pemimpin) nomor Satu di dunia. Bagaimana mungkin seorang yang bukan pengikutnya (bukan muslim) dengan berani menempatkannya diurutan pertama jika ia hanya orang yang biasa-biasa saja, tidak bergerak dan berjuang keras dalam mempertahankan keyakinannya. Tentulah ia seorang pemimpin yang dinamis dan telah banyak menemukan batu sandungan, halang rintang, bahkan hujaman batu dan kerikil tajam tetapi masih bisa terus bangkit dan menjunjung akhlak mulia dalam mencapai VISInya yang langsung disampaikan oleh Tuhannya melalui perantaraan Jibril,  dalam memperbaiki moral bangsa di dunia dengan kepercayaan Maha Tinggi yang dianutnya.
Dengan melihat karakter Muhammad yang tangguh ini, jelaslah bahwa seorang pemimpin bukan hanya yang membawa dan mengikut sertakan orang lain dalam usaha mencapai Visinya, melainkan pemimpin juga diperlukan keyakinan diri, kepercayaan, dan teladan bagi anggotanya dalam memperjuangkan mimpinya demi kebaikan orang lain juga, tidak semata untuk dirinya.
Memang sungguh jauh apa yang dilakukan oleh pemuda-pemuda sekaligus pemimpin-pemimpin kita yang hidup sebelum zaman ini. Saat itu mereka begitu memiliki keteguhan prinsip dan power yang luar biasa, apalagi dalam hal mempengaruhi dan memberikan pengaruhnya kepada orang lain. Tak pelak hal ini menjadi renuangan dan instropeksi bagi diri kita pribadi. Walaupun cahaya keemasan tentang karakter pemuda zaman ini telah menuju titik pendewasaannya.

Peran Strategis Pemuda Kedepan..
Dalam kepemimpinannya, pemuda sering kali dikaitkan dengan ranah pergerakannya. Banyak hal yang membuat pemuda kini menemukan berbagai pilihan ranah dalam mengembangkan diri sekaligus eksistensi diri terhadap peranannya dalam masyarakat. Bukan hanya menjadi pemuda follower, tapi harus menjadi pemuda yang memiliki karakter yang kuat dalam segi kepemiminan dan kepeduliannya terhadap masalah yang terjadi di lingkungan baik dari sisi politik, ekonomi, kesehatan, budaya dan sosial masyarakat.
Disinlah kemudian kita melihat posisi strategis pemuda dalam keikutsertaannya untuk aktif mengambil andil dalam membangun bangsa dan peradaban. Sikap loyal dan integritas tinggi kemudian menjadikan pemuda sosok yang begitu dinantikan untuk menggantikan dan membuat terobosan-terobosan baru demi Negara sukses mulia, Indonesia.
Tak dapat kemudian kita hanya menilai aspek kecakapan dari sisi intelktualnya saja, melainkan juga dan yang terpenting adalah aspek emosional dan spiritualnya. Hubungannya secara vertikal dalam keyakinannya dan horizontal pada masyarakatnya. Banyak sudah berbagai macam literature dan bahasan mengenai peranan utama dari pengembangan softskill ini, tapi masih banyak juga pemuda-pemuda yang tidak menyadarinya, atau bahkan mungkin sadar tapi lebih memilih utnuk berada dalam zona nyaman dan selalu terjebak dalm konsep lama yang terkadang menimbulkan kesan feodal. Konsep tertinggi bagi pemegang kepegawaian kepemerintahan, masih dianggap paling priayi diantara profesi-profesi lain. Pegawai Negeri Sipil atau yang biasa disebut sebagai PNS kemudian menjadi runutan utama dalam mencari kerja.
Meski dalam kenyataannya, kepegawaian seperti ini kemudian tak dapat memberi arti banyak bagi peluang lapangan kerja dibandingkan jika pemuda mulai berniaga dan mengeluarkan ide sebanyak-banyaknya dengan berwirausaha. Lantas kemudian kepegawaian  ini adalah cara dan sebagai alat untuk mengabdikan diri kita kepada Negara, meski banyak cara lain untuk mengabdikan diri. Ya, tidak semua mesti menempuh cara yang sama. Dengan cara yang berbeda-beda ini pulalah pemuda menemukan posisi startegis masing-masing walau nantinya dan intinya hal ini demi kemajuan dan perbaikan bangsa kedepan.
Nasib bangsa ini akan dibawa kemana kitalah yang menentukan. Kita inginkan perubahan berarti atau hanya terjebak dalam zona nyaman dan  hanya akan seperti-seperti ini saja atau  menjadi bangsa yang lebih baik tergantung masyarakat dan keinginannya untuk memperbaiki diri, lingkungan, masyarakat kemudian  negaranya. Seyogyanya harapan akan perubahan dan bintang Asia sebagai zaman keemasan bagi Indonesia, selalu azzamkan dalam hati dan direalisasikan dalam aksi nyata! Sekarang tinggal kita yang memilih. Change Now or Lose!

Jumat, 06 Juli 2012

Tidak ada yang berubah, Dari dulu hingga sekarang.



Tidak ada yang berubah,
Dari dulu hingga sekarang,
Tidak ada yang tergeser,
Dari dulu hingga sekarang,
Tidak ada yang berpindah,
Dari dulu hingga sekarang,
Tidak ada yang mengganti,
Dari dulu hingga sekarang.
Ya, dari dulu hingga sekarang,
Semua tetap sama,

Mungkin hanya cara pandang kita saja,
Yang telah merubah segala,
Membuat yang sama menjadi tak sama,
Membuat yang setia menjadi lena,

Namun itu hanya cara kita memandang saja.
Karena memang tak ada yang berubah,
Dari dulu hingga sekarang.
Tak ada yang berubah,
Dari dulu hingga sekarang.

Dari dulu hingga sekarang,
Aku masih tetap saja percaya,
masih tetap berdialetika dengan seribu tanya,
meski aku tak pernah tahu kapan kan tiba jawabannya,
namun begitulah jika kepercayaaan dan cinta,
telah ku serahkan pada-Nya,
pada IA Pemilik Segala.

Karena memang tak ada yang berubah,
Dari dulu hingga sekarang.
Dari dulu hingga sekarang.




Begitu merindukanmu sahabat-sahabatku
Entah kapan nuansa itu akan tercipta kembali
Jika nanti kesibukan itu yang kemudian memisahkan kita
Setidaknya aku bahagia telah mengenalmu
Jika nanti kau rasa ada yang bergetar dihatimu dan ingatkan aku
Maka mungkin saat itu aku sedang memanjatkan do'a Robhitoh untukmu
Salam cinta, salam rindu untuk yang dipertemukan di jalan perjuangan ini...

Dari Anas ra. mengatakan bahwa seseorang berada di sisi Rasulullah saw, lalu salah seorang sahabat melewatinya. Orang yang berada di sisi Rasulullah saw tersebut mengatakan, “Aku mencintai dia, ya Rasulullah.” Lalu Rasulullah saw bersabda, “Apakah kamu sudah memberitahukan dia?” Orang itu menjawab, “Belum.” Kemudian Rasulullah saw bersabda, “Beritahukan kepadanya.” Lalu orang tersebut memberitahukannya dan berkata, “Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah.” Kemudian orang yang dicintai itu menjawab, “Semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya.” (HR. Abu Dawud)


6 Juli 2012
10.20 PM


Rabu, 04 Juli 2012

Fatir & Zeila (Kisah Fiktif yang semoga bisa diambil Pesannya)


Fatir
“aku tak lagi mengharapkanmu, maka kau bebas. Dan aku tak akan mengganggu kehidupanmu lagi..” bibirku gemetar, aliran darah ditubuh kurasakan sangat hangat, lantas aku berbalik dan berlari meninggalkannya sendiri di bangku taman dekat danau.  Aku berlari sekencang-kencangnya, sejauh –jauhnya, tak peduli lagi apakah ia akan bertingkah seperti apa. Hingga aku tak sanggup lagi berlari dibuatnya. Di pohon pillow aku terhenti, meluapkan segala tangis yang tertahan sedari tadi. Aku menangis bak anak kecil, air mataku mengalir dari mata ke pipi, hingga membasahi baju dan celana dasarku, dan menetes ke tanah merah yang ada di sana. Biarlah ia menjadi saksi kepiluanku hari ini. Aku merasa sangat lemah kali ini, hanya ucapan dzikir yang aku lafaskan dibibirku, aku merasa betapa Allah mencintaiku dengan menghadirkan cobaan seperti ini. Meski aku tahu, ia tak akan pernah sadar pada apa yang aku lakukan, aku menemuinya tadi jauh dari tempat ia bernaung, dan aku hanya dapat mengatakannya dengan sangat pelan, dari balik bayangnya sekalipun tak kan mampu mengenaliku, karena memang aku bukanlah siapa-siapa..
***

Zeila
Kurasa matahari tlah hampir hilang dari peraduannya. Hapalanku hampir selesai. Namun masih banyak hapalan lagi yang mesti kumuroja’ah, lagi-lagi mengulang Ar Rahman, entah kenapa, aku suka sekali dengan ayat ini, aku selalu berlinang air mata setiap selesai membacanya. Di tepi danau ini, diatas bangku kecil ini, aku suka sekali menghabiskan waktu luang disini, entah sekedar membaca, menulis ataupun menghafalkan sebaris ayat tentang keAgungannya. Aku malu saja jika hanya sebatas menikmati keindahan cita-Nya tapi tidak berbuat apa-apa.. “ah,danau eq, engkau tetap seperti yang dulu..sejak pertama kali aku merantau kesini, kau masih saja terlihat bening, kau masih saja setia memantulkan cahaya senja yang sangat indah.. seperti biasa, aku harus pulang..” aku menyunggingkan senyum kemudian bergegas memasukkan buku-buku yang tadi kukeluarkan dari tas.
***

Fatir
Sore ini aku bertemu Imran. Ia akan mengantarkan buku-bukunya yang sempat ia pinjam.
“akhi, sudah mantap ingin pindah? Kampus masih membutuhkanmu akhi.”
“ane hanya pindah kota saja akh, seberapa jauhkah jarak antara kampus dengan kota yang hendak kutinggali nanti? Insyaallah masih bias diatasi akh..” aku tersenyum dan menepuk pundaknya.
“baiklah akh, ane percaya dengan antum..oh iya, ngomong –ngomong bagaimana dengan usaha yang sedang ente jalani saat ini?”
“ya tidak masalah akh, usaha itu kan bisa di virtualkan saja via net misal, atau banyak yang udah pake via broadcast BB , pasarnya bisa semakin luas kan akh..” aku tersenyum meyakinkannya
“oh ya, subhanallah, antum memang sahabat ane yang gigih dan cerdas. Berdoa yang terbaiklah buat antum..”
“aamiin, mohon doanya selalu akh. Semoga Berkah Allah pun senantiasa menyertai antum..”
Imran menjabat tanganku erat, ditariknya tubuhku hingga berangkulan sangat erat. Seerat ukhuwah yang telah sekian lama kami bina bersama.

Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli).  Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang  mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad)
***

Zeila
Aku masih terus saja berkutat dengan skripsiku yang mesti deadline lusa, hingga hampir seharian aku mengabaikan makan. Aku lupa jika gas dikosanku ternyata sudah habis, untuk membeli gas mesti keluar agak jauh, jadi aku tak sempat lagi memasak. Baru kusadari ketika badanku terasa lemas dan tidak enak pada pencernaannya. Tak lama handphoneku berdering, panggilan masuk dari Ibu. Ah, Ibu selalu memiliki fell yang bagus, Beliau tahu jika anaknya mesti rajin untuk diingatkan makan disaat seperti ini. Aku hanya mengiyakan dan mengambil “seragam dinas”ku untuk bergegas membeli lauk diluar. Sementara laptop masih kubiarkan hidup karena jarak warung dan kosan memang tidak terlalu jauh.

Selesai dengan perhatianku pada pencernaan, kini aku kembali lagi ke depan layar laptopku. Sejenak menunggu loading kulihat layar twitter dan FB untuk melihat pemberitahuan dan berita teranyar sekarang ini. Dan tak sengaja aku terbaca pada status salah seorang yang sempat aku kenal dulu, bukan saja aku kenal tapi…ah, sudahlah, biarlah ia berlalu gumamku. Cepat-cepat ku buka kembali pencarian googling, oke, akhirnya e-book yang aku cari berhasil ku log-in.

Kulihat jam di dinding sudah pukul lima sore. Aku harus sudah berhenti, pikirku. Sebelum bersiap-siap ma’tsurot, kubuka blogku yang sudah beberapa minggu ini tak terisi. Kubaca kembali tulisan-tulisan lama yang pernah kumuat, hingga aku terbaca pada sebuah tulisan tentang hal yang dulu pernah aku rasa, pernah terjadi, tentang seseorang yang sempat mengganggu pikiran ini, tentang hati yang sempat goyah. Walau masih terasa perih, namun ternyata Kasih sayang Allah itu teramat besar, ia timpakan rasa pada seseorang yang menjadi kekasih-Nya pula, rasa itu tak berlanjut nista, tak ternoda, bahkan ia masih tersimpan rapi tanpa harus diketahui. Namun semua tentang rasa itu telah aku relakan kepada-Nya.

Aku malu pada belahan jiwaku nanti jika ada orang lain yang sempat mengisi hatiku sebelum dirinya. Alangkah bahagianya ia jika hati ini hanya untuk meraih keridhoan Allah bersamanya. Maka Biarlah Allah yang mendiangi hati ini sebesar-sebesarnya. Kupikir akan lebih mulia dan indah, jika cinta yang aku berikan kepada yang lain itu hanya karena cinta kepada-Nya.

15 menit waktu melewati pukul lima, aku bergegas membersihkan diri dan menyambut hadirnya malam yang menutupi cahaya siang. Kutolehkan pandanganku ke jendela, kurasakan aroma angin, begitu mesranya ia dengan senja, begitu romantisnya ia bersama daun-daun kering yang patah. Menari dan berputar bak sedang berdansa. Kau tahu senja, angin tak pernah cemburu pada kecantikanmu, karena ternyata kecantikanmu itu tlah membuat ia semakin lembut dan sempurna.

Nabi Muhammad saw bersabda, “Allah swt. berfirman, ‘Pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang mencintai karena Aku, keduanya saling berkunjung karena Aku, dan saling memberi karena Aku’.” (HR. Imam Malik dalam Al-Muwaththa’)
***

Fatir
“Alhamdulilah, ente dipanggil bos ke Makassar akh?!”
“Ane mesti buka cabang baru disana akh. Itu yang ngundang temen ane dulu di SMA, sekarang ternyata beliau udah jadi bisnis-men juga, ya hitung-hitung kerja sama lah.”
“Sip! Jangan lupa oleh-olehnya ya akh. Hehe. Tapi yang terpenting semoga ruhiyahmu tetap terjaga”
“Insyaallah. Jazakallahu kahiran katsiiran sahabatku. Ane akan merindukan antum semua”

Sesungguhnya Allah Ta’ala senang melihat hambaNya bersusah payah (lelah) dalam mencari rezeki yang  halal. (HR. Ad-Dailami)
***

Zeila
“apa ukhti, anti sudah siap nikah? Kapan? Subhanallah… cie mb, doa mb terkabul juga untuk mendengarkan kabar bahagia..”
“ukhti.. ana memang sudah siap menikah jika ada yang hendak mengkhitbah dan sesuai dengan kriteria agama. Kok ditanya kapan?” wajahku bersemu malu karena terus-terusan merasa disindir, kulihat ekspresi Ummu Ahmad, ia hanya menyunggingkan senyum melihat tingkah jundinya.
“jadi gimana ukh? Kumpulin lah sama mbak proposalmu..hehe. gimana mbak??” kulihat Sena cekikikan senang temannya ini jadi bulan-bulanan, duh, ada-adaaa aja.
 “ya, tenang saja, sabar, Insyaallah beliau datang sendiri kok kalau memang sudah waktunya” jawab Ummu Ahmad santai sambil tersenyum kecil.

Aku benar- benar malu. Tapi ya beginilah kalau masalah ini sudah terbahas, senstitif sekali. Aku rasa hal seperti ini pun tak bisa dijadikan bahan mainan atau olok-olokan. Menikah itu adalah ibadah yang sunnah bahkan bisa menjadi wajib, terlengkapilah sudah separuh agama lantaran menikah. Menjadi sepenuhnya wanita sholehah, menjadi ibu yang memiliki jundi-jundi pembela agama pun dengan menikah. Aku benar-benar serius jika membahas hal ini, tidak untuk main-main. Keputusanku untuk menikah dengan targetan umur terbilang muda pun dengan segala pertimbangan yang masak dan sudah dengan keputusan yang harus kupilih apapun resikonya nanti ketika kelak mengizinkan orang lain memasuki pintu hati. Namun aku juga tak ingin gegabah jika pun rencana Allah ternyata berbeda. Aku hanya ingin memantaskan diri saja, memang tidak ada makhluk sempurna, namun Allah lebih menyukai hamba-Nya yang terus berusaha memperbaiki dirinya ketimbang hanya berkata.

“Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku” 
(HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.)
***

Fatir
“akhi, alhamdulilah antum sudah kembali! Bagaimana bisnis antum? Sudah kelar disana akh? Subhanallah, antum sering diundang untuk ngisi dan jadi Motivator juga ya disana! ”
“Alhamdulillah Allah tidak akan segan-segan membukakan pintu rahmat-Nya selagi kita rajin dan tekun  berharap pada-Nya”
“ane dengar antum juga tidak megang cabang lagi yang disana?”
“Alhamdulillah akh, bisnis disana ane hibahkan dengan yayasan anak yatim disana. Biar mereka yang kelola. Ane tak akan ingin lupakan dakwah. Biarlah ane kelola yang disini saja”
“toyib, toyib..” Imran membulatkan matanya yang berkaca-kaca
“akh, ane ingin ketemu guru kita sore ini. Beliau masih disana kan?”
“iya akh masih, perlu ane temeni?”
“hm tidak apa-apa akh, biar ane sendiri saja. Ada yang mesti ane bicarakan dengan beliau”
“baik akh. Semoga lancar”
***
“gimana Fatir, yah Alhamdulillah ane senang antum sudah kembali. Ada lagi yang hendak antum tanyakan?”
“em afwan ustadz sebelumnya. Ane hanya bingung, doa sudah maksimal, sedekah, usaha, dll yang biarlah jadi urusan ane dan Allah, ya..”
“ya teruskan, ane sudah pernah mendengar cerita tentang antum dari sahabat-sahabatmu yang lain”
“iya ustdz, tapi mengapa ane belum bisa mencapai titik anugerah kehidupan itu ustadz? Sehingga ane benar-benar akan bermanfaat bagi masyarakat dan orang banyak? Masih ada yang ngeganjal rasanya sejauh-jauh ane berusaha. Belum jadi miliyarder juga nih tadz.he” guyonku pelan
“haha..” ustadz Salahudin tertawa kecil sehingga hanya gigi depannya saja yang terlihat
“memang ada satu hal yang antum lupakan sampai saat ini. Dan memang hanya tinggal satu itu yang belum antum lakukan dalam memperluas usaha, menjemput rezeki” ustadz tersenyum simpul.
“apa itu ustadz?”
“Menikahlah”

Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah : 1. Orang yang berjihad / berperang di jalan Allah. 2. Budak yang menebus dirinya dari tuannya. 3. Pemuda / I yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang haram” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim)


“Wahai generasi muda! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud)
***

Zeila
“Kita tutup pertemuan kita kali ini dengan lafas Hamdallah. Alhamdulillah… Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.”
Kupeluk dan kutatap satu-satu wajah-wajah sahabatku yang begitu bercahaya. Inilah ukhuwah, hati yang disatukan oleh Alah terasa begitu berbeda getarannya. Iramanya selalu sampai pada ingatan dan hati ketika membersamai mereka dalam robhitoh kepada-Nya.
“Zeila, anti jangan pulang dulu. Ada yang hendak mbak bicarakan..”
“baik mb..”
***
“mb senang kemarin ternyata ada yang telah siap menikah dari adik-adik mbak..yaitu kamu Zeila. Mbak hanya ingin bertanya sekali lagi. Apakah anti memang benar-benar sudah mantap jika seumpamanya ada ikhwan yang baik akhlaknya mengkhitbah anti?”
“Insyaallah mbak, Lillahita’ala..” nadaku mantap namun masih bingung akan pertanyaan Ummu Ahmad barusan.
“baik. Bismillah…ada ikhwan yang hendak mengkhitbah seorang akhwat yang telah siap menikah. Dan sekarang mbak sudah menemukan orangnya dihadapan mbak sekarang..”
“Ana mbak? Zeila?”
“iya, kenapa dek?”
“sebelum mbak katakan siapa orangnya, bolehkah ana minta izin diberi waktu dua hari untuk benar-benar memantapkan hati ini dulu mbak, Lillahita’ala.. Ana tidak ingin ada sedikit saja celah bagi syaiton jika ana sudah mengetahui orangnya sedang keimanan ana belumlah siap.”
“baiklah adikku, mbak tidak akan memaksa, namun ikhwan ini hanya akan memberikan batas waktu tiga hari untuk berpikir bagi akhwat yang hendak dinikahinya. Maka, matangkanlah”
“toyib mbak, Insyaallah…”
***
Sepanjang malam aku terus-terusan bermesra dalam sujud panjang kepada-Nya. Hatiku bimbang, hatiku meminta kemantapan, kekuatan dari-Nya. Aku tahu ini adalah saat yang juga telah kunantikan sejak lama. Namun aku ingin melibatkan Allah saja dalam mengambil setiap keputusan yang ada. Aku tak ingin sia, yang aku inginkan hanyalah keridhoan dan keberkahan dari-Nya.

Dua malam ini aku terus bermimpi hal yang sama, aku bermimpi keluargaku dipersatukan dengan keluarga yang baru, yang tak pernah aku bertemu sebelumnya. Inilah jawaban mimpiku.. Ya Rabbi, bimbinglah hati ini, bimbinglah nafas ini, bimbimnglah langkah ini. Bismillah…
***
Dua hari berikutnya aku menemui Ummu Ahmad atas janji menyampaikan kemantapan hati. Beliau tersenyum bahagia menyambut kehadiranku. Sebuah foto dan nama ia sodorkan kepadaku..
“Zeila, Insyaallah anti kenal siapa ikwannya..”
Kubuka dengan sangat hati-hati dan perlahan, tak henti-hentinya dzikir dan nafas panjang terhela dari bibirku. Nama yang tertulis dengan huruf kapital itu adalah
FATIR ALKHINDI
Lengkap dengan fotonya yang semakin meyakinkan aku bahwa itu memang ia. Allahu akbar! Pekikku dalam hati. Aku menangis sejadi-jadinya dan tak mengira, beginilah takdir Allah dilakonkan pada hamba-Nya..

“Jika datang (melamar) kepadamu orang yang engkau senangi agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia (dengan putrimu). Jika kamu tidak menerima (lamaran)-nya niscaya terjadi malapetaka di bumi dan kerusakan yang luas” ( H.R. At-Turmidzi)
***

Fatir & Zeila

“Saya terima nikahnya Zeila binti Aminuddin dengan maskawin dibayar tunai”
“Syah?”
“Syah!”

“Sesungguhnya, apabila seorang suami memandang isterinya (dengan kasih & sayang) dan isterinya juga memandang suaminya (dengan kasih & sayang), maka Allah akan memandang keduanya dengan pandangan kasih & sayang. Dan apabila seorang suami memegangi jemari isterinya (dengan kasih & sayang) maka berjatuhanlah dosa-dosa dari segala jemari keduanya” 
(HR. Abu Sa’id)
****


Sebelum itu, ingatlah. Cerita ini hanyalah fiktif belaka (benar-benar karangan penulis, agar dapat diambil pesannya). Wallahu'alam jika nanti ada yang sama atau menyamai kisahnya dengan cerita.hehe.
Ibrohnya, sahabat sekalian tentulah lebih paham dari pada saya. Semua takdirmu itu tidak akan kemana-mana. Niatkan saja semua karena Allah. Kau masih ingat tentang mesranya angin dan senja? Tak perlulah bingung dengan takdir yang akan IA lakonkan pada hamba-Nya, tak perlulah cemburu pada takdir orang lain yang kita belum melewatinya. Tak perlu takut jika IA menghendaki segalanya menjadi nyata. Karena Allah lah yang menjadi tujuan atas segalanya, karena Islam yang akan kita tegakkan menjadi panji-panji dakwah di kemudian hari. Maka, berbanggalah, berbahagialah. Atas jiwa-jiwa yang mencintai Rabb-Nya dengan sempurna…
(menulis ini dengan berurai air mata jiwa, karena saya masih sangat jauh dari sempurna, masih sangat rendah amalannya, masih sangat labil Imannya..)

nice quote:
“Kau tahu senja, angin tak pernah cemburu pada kecantikanmu, karena ternyata kecantikanmu itu lah yang membuat angin semakin lembut dan sempurna.”

“memang ada satu hal yang antum lupakan sampai saat ini. Dan memang hanya tinggal satu itu yang belum antum lakukan dalam memperluas usaha, menjemput rezeki” ustadz tersenyum simpul.
“apa itu ustadz?”
“Menikahlah”